Saturday, August 19, 2017

Sejarah Penggunaan Uang Sebagai Alat Tukar




Hai semua selamat berjumpa kembali di blog saya, pasti temen-temen pengen tau kan… tulisan saya kali ini.. ahaha macam ia aja ya..becanda deh… baiklah tulisan saya kali ini berkaitan tentang uang,,... apasih yak ... ???  kita kan pada udah tau apa itu uang dan kegunaanya. Ia sih... oleh karena itu dalam tulisan ini saya tidak membahas tentang itu. Penasarankan makanya dibaca ya sampai kebawah dan jangan lupa like and share jika tulisan ini bermanfaat.

Siapa yang tidak mengenal uang, setiap orang membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya seperti membeli makanan, membeli pakaian, biaya ke salon, biaya pendidikan, membayar sewa rumah, membeli mobil, dan lain sebagainya. dengan uang kita dapat membeli apa saja dan melakukan hal-hal apa saja yang kita inginkan.

Semua orang disekitar kita pasti sudah mengetahui apa kegunaan uang dan bagaimana bentuk- bentuknya, baik itu uang logam maupun uang kertas dari nominal terkecil sampai nominal terbesar sekalipun. 

Namun tahukan kamu bagaimana pada akhirnya uang-uang yang sekarang kamu gunakan itu dapat kamu gunakan dan diterima oleh masyarakat secara luas ?. Mungkin masih banyak diantara kita yang belum mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan saya kali ini, saya akan menulis tentang sejarah penggunaan uang sebagai alat tukar.






Sejarah Penggunaan Uang Sebagai Alat Tukar

Sebelumnya masyarakat tidak langsung begitu saja menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah seperti sekarang ini. Alat tukar yang sekarang ini kita gunakan untuk membeli berbagai kebutuhan hidup sebelumnya tidak ada. Nah, berikut ini adalah tahapan- tahapan kehidupan masyarakat hingga menggunakan uang sebagai alat pembayaran.


1.    Pola Hidup Masyarakat Yang Masih Sagat Tradisional

Pada mulanya seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masih sangat tradisional.  Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seseorang harus berusaha sendiri tanpa melibatkan orang lain untuk mendapatkannya. Misalya, jika ingin makan ikan maka ia harus pergi melaut atau ke sungai dan jika ingin makan sayur-sayuran maka ia menanamnya sendiri atau pergi ke hutan mencari tumbuhan yang bisa ia makan, lain halnya dengan masyarakat modern saat ini yang jika menginginkan sayur- sayuran misalnya, maka ia hanya perlu pergi ke pasar atau ke tempat para penjual sayur lainya tanpa harus repot menanam sendiri, atau dengan kata lain kebutuhan hidup yang ia butuhkan dapat dengan mudah ia peroleh dari orang lain.


2.    Sistem Pertukaran (Barter)

Pola hidup masyarakat tradisional lambat laun mulai ditinggalkan. Peradaban manusia tahun demi tahun terus mengalami perkembangan sampai kepada mengenal sistem pertukaran (Barter). 

Pada sistem barter masyarakat sudah mengenal yang namanya sistem pertukaran misalkan ada dua orang yaitu kita sebut saja namanya  Ucup dan Aini. Aini adalah seorang petani yang memiliki sayur-sayuran sedangkan Ucup adalah seorang pengembala yang memiliki hewan ternak berupa kambing.

Pada suatu ketika Ucup membutuhkan sayur-sayuran. Pada sistem barter jika Ucup menginginkan makan sayuran maka ia tidak perlu menanam sendiri dan menunggu waktu selama berbulan-bulan untuk dapat makan sayuran. Ucup bisa langsung mendapatkan sayur-sayuran yang ia butuhkan dengan cara menemui Aini dan menukarkan satu ekor kambingnya dengan beberapa ikat sayur-sayuran milik Aini. 

Pada sistem ini masyarakat lebih gampang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya jika dibandingkan pada masa sebelumnya. Namun sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan yang diantaranya adalah, pada sistem barter sebuah pertukaran dapat terjadi jika kedua pihak memiliki kehendak yang sama atas barang-barang yang akan ditukar (Kehendak ganda yang selaras)

Pertukaran tidak akan terjadi jika ternyata Aini tidak menginginkan kambing milik Ucup. Selain itu pada sistem barter sangat sering terjadi ketidak sebandingan besaran nilai suatu barang yang menjadi pertukaran. Seekor kambing sangatlah jauh lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan beberapaa ikat sayuran oleh karena itu kemudian sitem ini juga pada akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat.


3.    Uang Barang

Setelah sistem barter mulai ditinggalkan kemudian timbulah pemikiran-pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang biasanya digunakan sebagai alat tukar adalah barang-barang yang sangat dibutuhkan dalam kebutuhan hidup sehari-hari misanya garam yang digunakan oleh masyarakaat Romami untuk membayar upah di negaranya. Selain itu benda-benda yang biasanya digunakan sebagai alat tukar ialah benda-benda yang keberadaaanya sulit didapat misalnya kulit harimau dan gading gajah. 

Pada tahap ini alat tukar sudah ditemukan namun kendati demikian kelemahan-kelemahan dalam sistem ini masih ada yang diantaranya adalah benda-benda yang dijadikan alat tukar belum memiliki pecahan nilai sehingga sangat sulit menentukan nilai dari suatu barang. Selain itu, benda-benda yang digunakan sebagai alat tukar seperti kulit hewan dan gading gajah keberadaanya semakin hari semakin sulit didapat karena kepunahan .


4.    Uang Logam

Pada umunya uang logam yang digunakan pada masa ini adalah emas dan perak. Kedua jenis logam ini dipilih sebagai alat tukar dikarenakan uang logam tahan lama dan digemari oleh masyarakat secara umum. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk bertransaksi dalam jumlah besar, uang ini kemudian ditinggalkan karena emas yang semakin sulit didapat dan akan memakan tempat serta sangat sulit dibawa apabila digunakan sebagai alat tukar dalam jumlah besar.


5.    Uang Kertas

Penggunaan uang logam yang sangat sulit digunakan apabila bertransaksi dalam jumlah besar menimbulkan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan uang kertas. Sebelumnya uang kertas digunakan sebagai bukti-bukti dari kepemilikan atas emas atau perak. Pada perkembangan selanjutnya masyarakaat tidak lagi menggunakan emas sebagai alaat tukar secara langsung melainkan menggunakaan uang kertas sebagai bukti-bukti dari kepemilikian emas tersebut menjadi alat tukar yang sah. Uang kertas menjadi uang yang paling efektif digunakan karena bentuknya yang tipis sehingga mudah untuk disimpan, dibawa kemana-mana serta digunakan untuk transaksi dalam jumlah yang besar. Uang kertas juga memiliki kelemahan. Karena terbuat dari kertas maka uang ini mudah koyak apabila terkena air selain itu uang kertas juga mudah rusak apabila tidak baik menyimpannya.

Di Indonesia sendiri, satu-satunya lembaga yang berhak menerbitkan uang Kartal ( Uang kertas dan uang logam) ialah bank Sentral (Bank Indonesia). Hak tunggal untuk menerbitkan uang tersebut dikenal sebagai hak oktroi.
 



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.