Isra
Mi’raj merupakan bagian dari perjalanan nabi Muhammad SAW dan merupakan suatu
peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini nabi
Muhammad SAW mendapat perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari
semalam.
Perintah
shalat yang diterima oleh nabi Muhammad SAW
merupakan suatu ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh umat Islam
sebagi suatu bentuk hubungan dengan Allah SWT (Habluminallah). Selain itu,
perintah shalat yang diberikan oleh Allah SWT sendiri tidak semata – mata
mengatur hubungan antara manusia dengan penciptaNya tetapi lebih dari itu shalat
juga dapat berimbas kepada perbaikan akhlak manusia dalam menjalin hubungannya
dengan sesama manusia (Habluminannas).
Dalam
menjalin hubungan dengan sesama manusia sejatinya shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar, namun pada kenyataannya dewasa ini sebagaimana yang
kita ketahui bahwa tidak sedikit pula orang maupun tokoh politik yang sekaligus
juga menjadi ahli agama dan senantiasa melaksanakan shalat justru malah
terjerumus kepada prilaku – prilaku yang tidak mencerminkan kebaikan seperti
korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya. Maka dari itu melihat keadaan
yang demikian tentu marilah kita berfikir sejenak tentang, bagaimanakah mereka
dan apa esensi shalat yang ada pada diri mereka sebenarnya ??
Untuk
menjawab pertanyaan diatas tentang bagaimanakah mereka yang shalat tetapi
justeru malah terjerumus kepada perilaku tercela dan apa esensi shalat yang ada
pada diri mereka adalah dengan melihat bagaimana mereka memandang shalat itu
sendiri dan sejauh mana keyakinanya terhadap shalat yang ia kerjakan. Biasanya
orang – orang seperti ini adalah orang – orang yang terhenti kepada proses dan
menjadikan shalat hanya sebagai kewajiban dan ritual semata tetapi tidak
mengambil makna dari shalat yang ia kerjakan. Seseorang yang hanya sekedar melakukan shalat
sehari semalam tanpa ada perbaikan akhlak yang ia perbuat belum bisa dikatakan
sebagai orang baik, karena kadar dari baik atau tidaknya seseorang bukan hanya dilihat
dari seberapa sering ia melakukan shalat, tetapi buah baik apa yang ia berikan
kepada orang lain dari shalatnya tersebut berupa akhlak mulia .
Kualitas
shalat seseorang dapat terlihat dari baik atau tidaknya ia dalam menjalani
kehidupan dan menjalin hubungan dengan sesama manusia. Seseorang dengan
kualitas shalat yang baik yaitu adalah orang – orang yang mengerjakan shalat
dengan sepenuh hati dan penuh dengan pemaknaan dalam menjalankannya sehingga,
orang – orang seperti inilah yang biasanya mendapat buah dari shalat yang ia
kerjakan yaitu berupa perbaikan akhlak yang lebih baik.
Sementara
itu seseorang dengan kualitas shalat yang rendah yaitu adalah orang – orang
yang mengerjakan shalat tetapi hanya sekedar menjalankan kewajiban tanpa adanya
pemaknaan dan kesepenuhatian dalam menjalankanya sehingga, orang – orang yang
seperti inilah yang biasanya shalat tapi akhlaknya tidak baik.
Begitu
penting sebenarnya shalat bagi pembentukan akhlak manusia oleh karena itu Allah
SWT mewahyukanNya secara langsung kepada nabi Muhammad SAW tanpa melalui
perantara malaikan Jibril.
Seseorang
yang baik di sisi Allah SWT adalah orang yang baik akhlaknya, sebagaimana yang
dikatakan dalam Hadis Riwayat. Abu Dawud dan Tirmidzi bahwa yang pasti, mukmin
yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik ahklaknya. Oleh karena itu
sebabnya, misi utama nabi Muhammad di turunkan ke bumi sebagai utusan Allah
adalah menyebarkan agama Islam dan menyempurnakan akhlak mulia.
Pembentukan
akhlak sendiri dapat terjadi sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT
yaitu melalui shalat lima waktu sehari semalam yang kita kerjakan, dengan
shalat sebenarnya kita dapat menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Dengan
melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam dengan sepenuh hati dan penuh
dengan pemaknaan dalam menjalankannya tentu kita dapat senantiasa berhubungan
langsung dengan Allah SWT sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepadaNya.
Oleh
karena itu pada momentum Isra Mi’raj ini mari kita jadikan sebagai momentum
bagi kita untuk lebih meningkatkan kualitas shalat sebagai upaya perbaikan akhlak dalam diri
kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.