Thursday, December 1, 2016

Memaknai Isra Mi’raj, Menjadikan Shalat Sebagai Sarana Pembentukan Akhlak Umat

Oleh : Muhammad Yusuf


      
 
Isra Mi’raj merupakan bagian dari perjalanan nabi Muhammad SAW dan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam.

Perintah shalat yang diterima oleh nabi Muhammad SAW  merupakan suatu ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh umat Islam sebagi suatu bentuk hubungan dengan Allah SWT (Habluminallah). Selain itu, perintah shalat yang diberikan oleh Allah SWT sendiri tidak semata – mata mengatur hubungan antara manusia dengan penciptaNya tetapi lebih dari itu shalat juga dapat berimbas kepada perbaikan akhlak manusia dalam menjalin hubungannya dengan sesama manusia (Habluminannas).

Dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia sejatinya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, namun pada kenyataannya dewasa ini sebagaimana yang kita ketahui bahwa tidak sedikit pula orang maupun tokoh politik yang sekaligus juga menjadi ahli agama dan senantiasa melaksanakan shalat justru malah terjerumus kepada prilaku – prilaku yang tidak mencerminkan kebaikan seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya. Maka dari itu melihat keadaan yang demikian tentu marilah kita berfikir sejenak tentang, bagaimanakah mereka dan apa esensi shalat yang ada pada diri mereka sebenarnya ??

Untuk menjawab pertanyaan diatas tentang bagaimanakah mereka yang shalat tetapi justeru malah terjerumus kepada perilaku tercela dan apa esensi shalat yang ada pada diri mereka adalah dengan melihat bagaimana mereka memandang shalat itu sendiri dan sejauh mana keyakinanya terhadap shalat yang ia kerjakan. Biasanya orang – orang seperti ini adalah orang – orang yang terhenti kepada proses dan menjadikan shalat hanya sebagai kewajiban dan ritual semata tetapi tidak mengambil makna dari shalat yang ia kerjakan.  Seseorang yang hanya sekedar melakukan shalat sehari semalam tanpa ada perbaikan akhlak yang ia perbuat belum bisa dikatakan sebagai orang baik, karena kadar dari baik atau tidaknya seseorang bukan hanya dilihat dari seberapa sering ia melakukan shalat, tetapi buah baik apa yang ia berikan kepada orang lain dari shalatnya tersebut berupa akhlak mulia . 

Kualitas shalat seseorang dapat terlihat dari baik atau tidaknya ia dalam menjalani kehidupan dan menjalin hubungan dengan sesama manusia. Seseorang dengan kualitas shalat yang baik yaitu adalah orang – orang yang mengerjakan shalat dengan sepenuh hati dan penuh dengan pemaknaan dalam menjalankannya sehingga, orang – orang seperti inilah yang biasanya mendapat buah dari shalat yang ia kerjakan yaitu berupa perbaikan akhlak yang lebih baik.

Sementara itu seseorang dengan kualitas shalat yang rendah yaitu adalah orang – orang yang mengerjakan shalat tetapi hanya sekedar menjalankan kewajiban tanpa adanya pemaknaan dan kesepenuhatian dalam menjalankanya sehingga, orang – orang yang seperti inilah yang biasanya shalat tapi akhlaknya tidak baik.

Begitu penting sebenarnya shalat bagi pembentukan akhlak manusia oleh karena itu Allah SWT mewahyukanNya secara langsung kepada nabi Muhammad SAW tanpa melalui perantara malaikan Jibril.

Seseorang yang baik di sisi Allah SWT adalah orang yang baik akhlaknya, sebagaimana yang dikatakan dalam Hadis Riwayat. Abu Dawud dan Tirmidzi bahwa yang pasti, mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik ahklaknya. Oleh karena itu sebabnya, misi utama nabi Muhammad di turunkan ke bumi sebagai utusan Allah adalah menyebarkan agama Islam dan menyempurnakan akhlak mulia.

Pembentukan akhlak sendiri dapat terjadi sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu melalui shalat lima waktu sehari semalam yang kita kerjakan, dengan shalat sebenarnya kita dapat menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Dengan melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam dengan sepenuh hati dan penuh dengan pemaknaan dalam menjalankannya tentu kita dapat senantiasa berhubungan langsung dengan Allah SWT sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepadaNya. 

Oleh karena itu pada momentum Isra Mi’raj ini mari kita jadikan sebagai momentum bagi kita untuk lebih meningkatkan kualitas shalat  sebagai upaya perbaikan akhlak dalam diri kita.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.