Pada suatu hari seorang kakek mengajak cucunya untuk
berlibur ke pegunungan .
Di tengah perjalanan mereka melihat sebuah batu yang
amat besar terletak di sisi kiri tebing , tepat beberapa meter di atas batu itu
terdapat sebuah sumber mata air yang aliranya jatuh tepat di atas batu
tersebut.
Tetesannya tidak terklalu besar tetapi cukup untuk
membuat batu tersebut berlubang .
Cucunya merasa penasaran , ia terus memandangi batu besar itu .
Ia merasa penasaran hingga akhirnya ia mengajak
kakek untuk mendekati batu besar itu .
Dengan kedua buah telapak tangannya ia meraba
permukaan batu itu , ia terus merabanya hingga ke semua sisi batu tersebut .
Batu itu benar – benar besar dan keras , ia mencoba
mengambil krikil kecil yang ada di dekatnya dan kemudin memukul –mukulkannya
tepat di permukaan batu itu .
Tok- tok- tok
bunyi pukulannya , anak itu memukul batu itu dengan seluruh tenaga yang
di milikinya , ia terus menerus memukul – mukul batu itu namun tidak sedikitpun
batu itu mengalami keretakan ataupun berlubang karenanya .
Kakek terus memperhatikan cucunya itu .
Anak itu terus saja memukul – mukul batu besar itu
dengan kerikil yang di genggamnya sampai akhirnya ia memutuskan untuk menyerah
dan melihat kearah kakeknya .
Kakek melihat arah tatapan mata cucunya itu sembari
bertanya “ kenapa rupanya dengan batu itu cu ? “ tanya kakek sambil tersenyum
lebar .
“ kenapa batu itu tidak berlubang kek padahal dari
tadi aku sudah memukul – mukulnya dengan sangat keras “ .
Dengan penuh bijaksana kakek pun menjawab “ batu itu
tidak akan berlubang meskipun kau memukulnya dengan sangat keras cu.. .
“ Nah,
sekarang cobalah lihat air yang menetesi batu itu cu “
“ Coba kamu ulurkan tanganmu tepat di bawah tetesan
air itu “
Tanpa basa – basi anak itu pun langsung menjulurkan
tangannya ke arah tetesan itu , sehingga air itu menetesi tangannya .
“ Bagaimana cu ? apakah tetesan air tersebut sama
kerasnya dengan kerikil yang kau pukulkan ke batu besar itu ? “ tanya kakek dengan suara lembut .
“ Tidak kek ,, tetesan air ini tidak sekeras
pukulanku tadi “ jawab anak itu .
Kakek tersenyum dan bertanya kembali pada cucunya
itu “ Jika tetesan air yang jatuh tidak sekeras pukulanmu terhadap batu besar
itu , kenapa batu itu dapat berlubang hanya dengan tetesan air yang mengenainya
sementara pukulanmu ke batu itu jauh lebih keras jika di bandingkan dengan
tetesan air tersebut “ .
Sang cucu pun langsung terdiam selama beberapa menit
sembari memikirkan kembali apa yang di katakan oleh kakeknya .
“ Apakah mungkin kalau berlubangnya batu itu bukan
karena seberapa keras sesuatu yang mengenainya , benar begitu kek ? “ jawab
anak itu sembari mencoba menyimpulkan .
“Benar cucuku “ jawab kakek .
“Nah coba kamu lihat baik – baik air yang menetesi
batu besar itu “
“Apakah kita dapat mengetahui seberapa lama air itu
menetesinya ? “ tanya kakek
“tidak kek “ jawab cucunya
Sang kakek pun melanjutkan pembicaraannya
“ Tetesan air itu mungkin sudah ratusan atau bahkan
ribuan tahun menetesi batu besar itu . Batu besar akan berlubang bukan karena
seberapa keras air yang menetesinya tetapi seberapa sering air itu menetesinya
sehingga batu itu berlubang “.
***
Dari kisah batu besar tersebut kita dapat belajar
bahwa segala sesuatu menjadi mungkin apabila dilakukan secara terus menerus
termasuk untuk menjadi pintar .
Pernakah anda berfikir untuk pintar ? dan pernakah
anda berfikir bagaimana caranya untuk pintar? Ingatkah anda tentang kisah
sebuah batu besar yang gagah namun berlubang karena dirinya di tetesi oleh air
?
Untuk menjadi pintar bukan persoalan seberapa keras
kita belajar tetapi seberapa sering kita belajar sama halnya dengan sebuah batu
, sebuah batu akan berlubang bukan karena seberapa keras air yang menetesinya
tetapi seberapa sering air itu menetesi batu tersebut sehingga ia berlubang .
Di dalam hidup ini banyak hal – hal yang kita cita –
citakan .
Terkadang sesuatu yang kita cita – citakan akan
tercapai bukan karena cara besar seperti apa yang kita lakukan untuk meraihnya
tetapi karena seberapa sering kita berusaha untuk mencapai cita – cita itu .
Oleh karenanya kita jangan pernah merasa minder atau
frustasi hanya karena kita yang hari ini tidak lebih pandai dari orang lain .
Setiap orang terlahir dengan kapasitas otak yang
sama , tidak ada orang yang di lahirkan untuk pintar , karena pintar bukanlah
tentang siapa dan dari mana seseorang di lahirkan .
Kepintaran merupakan sesuatu yang pantas untuk semua
dan semua orang yang bersungguh – sungguh dan berusaha pantas untuk
mendapatkannya .
Kepintaran adalah sebuah hasil dari peroses belajar dan
berlatih secara terus menerus .
Maka dari itu yakinlah dengan segala usaha yang kita
lakukan akan menghasilkan buah yang manis pada akhirnya .
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bila kita
mau bersungguh – sungguh dan berusaha secara terus menerus .
Banyak hal dapat berubah jika kita mau berusaha
untuk memperbaikinya.
Seburuk apapun masa lalumu masa depanmu masilah suci
asal kamu mau memperbaikinya .
Tetap Semangat
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.