Friday, October 31, 2014

Menuju Indonesia Satu

Oleh ; Muhammad Yusuf
















Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowidodo- Jusuf Kalla baru saja digelar pada Senin 20 Oktober 2014 kemarin, sekarang tibalah waktunya beliau memimpin bangsa ini selama 5 tahun kedepan,harapannya bapak Joko Widodo bisa merealisasikan janji – janjinya pada saat kampanye kemarin,  agar  dapat membawa perubahan bagi bangsa ini kearah yang lebih baik kedepannya .

Dari tahun 1945 sampai saat ini ,indonessia telah mengalami pergantian pemimpin sebanyak tujuh kali,layaknya sebuah siklus , pergantian pemimpin sudahlah hal yang sangat wajar bagi kita, karena sebagai mana yang telah diatur oleh Undang-Undang.

Didalam setiap dekade kepemimpinan memiliki cerita yang berbeda-beda , jatuh bangunya pemerintahan  , pahit manisnya roda pemerintahan kita kala itu memberikan sebuah penilaian pada masyarakat terhadap seorang sosok pemimpin.

Sekedar melihat kebelakang , pada massa pemerintahan sebelumnya yaitu pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla 2004-2009. Indonesia diterpa oleh sebuah bencana alam Tsunami yang sangat hebat dan begitu memukul masyarakat Indonesia Khususnya masyarakat Aceh,dimana sarana dan prasarana hancur,ribuan orang meninggal dunia,dan perekonomian disana menjadi lumpuh total. Hal ini  menjadi massalah sekaligus beban yang amat berat khususnya diawal-awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla waktu itu ,namun pasca tsunami kita bergegas bangkit ,bangkitnya kita karna kita bersatu dan saling bahu membahu dalam menyembuhkan luka itu.

Namun jika penulis melihat dimasa pemerintahan Jokowi-Jk yang baru ini ,persoalan yang utamanya itu justru datang dari kancah perpolitikan tanah air, .meskipun Presiden terpilih sudah resmi dilantik dan di tetapkan sebagai presiden ke Tujuh Republik Indonesia , proses tersebut bukanlah akhir dari pertarungan politik antar kubu Koalisi Merah Putih dengan Kubu Indonesia Hebat, malahan penulis menilai pertarungan politik pascapilpres merupakan pertarungan yang sesungguhnya baru akan dimulai .

Sebut saja kisruh dalam pemilihan alat kelengkapan dewan  . Saling banting – membanting meja mewarnmai persidanagan  , hal itu seolah-olah memberikan gambaran bagi kita mengenai kinerja para wakil kita di DPR di awal kepemimpinannya. Mereka seolah-olah memperjuangkan itu semua demi rakyat,tapi kalau penulis menilai aksi mereka bukan semata-mata untuk rakyat melainkan untuk kepentingan koalisi partai mereka sendiri. tak heran jika legitimasi rakyat seolah menjadi amunisi para penguasa dalam menggempur lawan politiknya.

Melihat keadaan tersebut ,menuju persatuan dan kesatuan politik hanya menjadi sebuah mimpi besar bagsa ini,pasalnya panggung kekuasaan mulai dari Legislatif,Eksekutif dan Yudikatif  bag arena peperangan bagi penguasa dalam memperoleh sebuah kekuasaan.

Hal ini seharusnya menjadi sorotan utama bagi pemerintah,jika tidak bagaimana kita mau konsen menghadapi tantangan bangsa ini kedepannya  kalau kita masih saja di sibukan dengan urusan politik dalam negeri.

Untuk itu perlunya kedewasaan bagi kita semua khususnya bagi kedua kubu yang bertikai.Menuju Indonesia Satu adalah komitmen yang tidak bisa ditawar-tawar lagi ,menuju indonesia satu adalah sebuah komitmen yang harus kita bangun bersama ,  sudah saatnya kita saling bergandengan tangan dalam membangun negeri ini menuju cita-citanya ,Smoga ..



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.