Sumber Gambar : https://moondoggiesmusic.com
Dalam
menyampaikan meteri belajar kepada muridnya di kelas, seorang guru harus
menggunakan metode belajar yang sesuai dengan materi serta kondisi siswa yang
dihadapi. Adapun arti dari metode
pembelajaran itu sendiri adalah cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan
sebagai bagian dari kurikulum yang mencakup isi atau materi pelajaran dalam
upaya mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran. Dalam tulisan ini sedikitnya
ada sepuluh metode yang biasanya digunakan oleh seorang guru dalam mengajar,
yang diantaranya adalah :
A. Metode Ceramah
Ceramah
merupakan salah satu penyajian atau penyampaian bahan ajar dengan cara lisan
dari guru ke murid. Metode pembelajaran ini sering digunakan oleh guru di dalam
kelas karena tidak memerlukan peralatan khusus dalam menyampaikan materi.
Winarto Surakhmad menyatakan bahwa ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelas, sedangkan peranan murid ialah
mendengarkan secara teliti serta mencatat hal- hal pokok yang dikemukakan oleh
guru. Sementara itu, Gilstrap dan Martin (1975) menyatakan bahwa ceramah
berasal dari bahasa latin, yaitu lecture
(legree, lectus) yang berarti membaca, kemudian mengajarkan. Hal tersebut
merupakan akibat dari guru membaca buku materi sehingga kemudian menyampaikan
pelajaran kepada murid dengan cara mendikte.
Guru
yang hendak menggunakan metode ceramah saat menyampaikan materi harus memiliki
beberapa kompetensi. Hal ini bertujuan agar metode ceramah dapat bekerja dengan
baik sehingga murid dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh
sang guru. Kompetensi pokok yang harus dikuasai, di antaranya teknik berceramah
yang mampu mengurangi kebosanan di dalam kelas, memberikan ilustrasi sesuai
bahan ajar, menguasai materi pelajaran, menjelaskan pokok- pokok bahan ajar
secara sistematis, serta menguasai aktivitas seluruh murid di dalam kelas.
Guru
juga harus mengetahui kondisi murid ketika akan menggunakan metode ceramah
dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal- hal yang harus diketahui guru,
diantaranya kemampuan murid mendengarkan dan mencatat bahan ajar yang
disampaikan, kemampuan awal murid berkaitan dengan materi yang akan dipelajari,
serta kondisi emosi murid pada wilayah pembelajaran.
1.
Kelebihan Metode Ceramah
Berikut
ini adalah beberapa keunggulan yang diperoleh guru saat menggunakan mertode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran.
a.
Menghemat Waktu dan Biaya
Dalam
metode ceramah, kemungkinan waktu terbuang sia- sia relatif kecil. Sebab, waktu
dan materi pembelajaran sepenuhnya ada ditangan guru. Dengan kata lain guru
memiliki keleluasaan untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan keinginannya.
b.
Dapat menjelaskan lebih banyak hal kepada murid
Metode
ceramah dijalankan guru dengan memberikan pemahaman secara lisan. Adapun tugas
murid adalah mendengarkan dan mencatat secara bersamaan. Hal ini akan berjalan
lebih efektif apabila guru menggunakan pengeras suara.
c.
Memudahkan guru menyusun rencana pembelajaran
metode
ceramah memungkinkan guru melakukan klasifikasi serta mengkaji aspek- aspek
bahan pembelajaran. Sebab guru telah mempersiapkan materi sebelum pembelajaran
dimulai.
2.
Kelemahan Metode Ceramah
Dibalik
keunggulannya, metode ceramah juga memiliki kelemahan yang harus diperhatikan
guru agar tidak menimbulkan kekacauan di dalam wilayah pembelajaran. Berikut
adalah kelemahan- kelemahan dalam metode ceramah :
a.
Mempersulit murid yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan
baik
Di
dalam kelas tentu setiap siswa dibekali dengan kemampuan masing- masih. Ada
yang mudah menyimak apa yang disampaikan oleh guru ada juga yang lamban dalam
menyimak pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sehingga apabila di kelas
terdapat anak yang lamban dalam menyimak pembelajaran yang di berikan oleh guru
maka besar kemungkinan dia akan tertinggal dibandingkan dengan teman- temannya
yang lain. Hal ini disebabkan oleh minimnya kemampuan murid tersebut dalam
menyimak apa yang telah disampaikan oleh guru.
b.
Mendorong verbalitas atau menghapal
Seorang
guru sering kali menyuruh siswa untuk menyampaikan kembali apa yang telah di
jelaskan olehnya di depan kelas. Hal tersebut sangat wajar dikarenakan seorang
guru melakukannya dengan tujuan evaluasi yaitu untuk melihat sejauh mana
kemampuan murid menangkap pelajaran yang telah di berikan oleh guru. Namun hal
ini sering kali membuat murid menjadi lebih cenderung menghapal ketimbang
memahami arti sebenarnya yang telah disampaikan oleh guru. Murid- murid
kebanyakan mencatat kemudian menghapal apa yang telah disampaikan oleh guru
tentu ada dampak positif yaitu siswa menjadi lebih memahami dan mengingat
materi yang sedang di pelajari. Namun pola ini apabila dilakukan secara terus
menerus setiap jam belajar maka murid akan merasa bosan dan jenuh dalam
belajar. Sehingga dampak besarnya dapat memengaruhi minat anak- anak dalam
belajar.
C.
Mengesampingkan kesempatan murid untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar
mengajar
Metode
belajar ceramah merupakan sebuah metode belajar yang terpusat kepada guru seluruh penjelasan di dominasi sepenuhnya
oleh guru atau dengan kata lain guru menjadi sumber pokok atau pemikiran dalam
suatu pembelajaran tanpa melihat kemampuan murid dalam menyelesaikan suatu
masalah.
B.
Metode Diskusi
Diskusi
adalah sutu percakapan yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk
bertukar fikiran atau pendapat tentang suatu masalah dan kemudian bersama- sama
utuk mencari solusi dan kebenaran dari masalah tersebut.
1.
Pengertian Metode Diskusi
Metode
diskusi ialah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru di dalam proses
belajar. Dalam metode diskusi cara penyampaian pelajaran dilakukan dengan
memberi kesempatan kepada murid untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyususn berbagai alternative
pemecahan masalah dari materi yang ditentukan oleh guru. Dengan demikian,
metode diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran melalui pertukaran
pendapat guna mendapatkan solusi dari masalah yang timbul.
2.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Merancang Metode Diskusi
Apabila
hendak menerapkan metode diskusi, guru perlu merancang konsep yang matang
terlebih dahulu sehingga murid dapat berfikir kritis serta mengeluarkan
pendapat secara rasional dan objektif dalam memecahkan suatu masalah. Hal yang
juga perlu diperhatikan, metode diskusi berbeda dengan Tanya jawab. Sebab
metode tanya jawab dapat langsung diselesaikan hanya dengan satu jawaban.
Adapun metode diskusi diwarnai dengan banyak jawaban yang sama- sama mencoba
memperlihatkan kebenaran.
3.
Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Metode
diskusi yang digunakan dalam proses belajar mengajar di dala kelas bertujuan
antara lain sebagai berikut :
a.
Mendorong murid untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya saat memecahkan
masalah. Dengan metode diskusi murid diarahkan untuk berfikir secara mandiri
atau tidak bergantung kepada orang lain termasuk guru.
b.
Melatih murid untuk mengungkapkan pendapat pribadiya secara lisan atau melalui
percakapan
c.
Membantu gurunya untuk berpartisipasi aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan
kata lain guru tidak menjadi actor yang menentukan penyelesaian masalah, sebab,
topic diskusi diselesaikan secara bersama- sama dengan melibatkan ide dan
pendapat murid.
4.
Peran Guru dalam Diskusi
Guru
yang memilih mengunakan metode diskusi harus menjalankan beberapa peran agar
diskusi berjalan dengan tertib dan sesuai kepada tujuan pembelajaran. Adapun
peran guru dalam kegiatan diskusi adalah
a.
Menjadi seorang ahli. Ketika metode diskusi bertujuan untuk memecahkan masalah
dalam suatu pembelajaran, maka guru dapat berperan sebagai seorang ahli yang
mengetahui lebih banyak dari pada murid.
b.
Memimpin jalannya diskusi. Sebenarnya, peimpin diskusi juga dapat diserahkan
kepada murid yang dianggap mampu. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa peran
pemimpin ini sangat penting karena sangat menentukan keberhasilan atau
kegagalan diskusi dalam wilayah pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya sosok
yang memimpin jalannya diskusi adalah guru. Sebagai pemimpin diskusi, guru
harus mampu menjalankan beberapa peran penting yang diantaranya adalah mengatur
lalu lintas diskusi, menjadi penangkis dari pertanyaan dan jawaban yang tidak
penting dari siswa, serta menjadi penunjuk jalan bagi keterarahan diskusi
terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Langkah- langkah Menjalakan
Diskusi
Dalam
pelaksanaan diskusi seorang guru harus melalui tahapan – tahapan atau langkah-
langkah yag diantaranya :
a. Mempersiapkan atau merencanakan
diskusi
melalui
penyusunan rencana diskusi, guru dapat menentukan tema, mengarahkan peserta
serta menerapkan target atau tujuan dari pelaksanaan diskusi.
b. Pelaksanaan diskusi
dalam
pelaksanaan diskusi, guru dapat mmbuat beberapa kelompok dan membagi tugas para
murid. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru ialah merangsang murid untuk
berpartisipasi aktif mengutarakan pendapatnya arau mengajukan pertanyaan,
mencatat ide-ide yang dianggap penting, serta menciptakan suasana kondusif.
c. Mengevaluasi jalannya diskusi
sebuah diskusi dilakukan guru dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang mudah dipahami serta mengajak guru berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, diskusi sebaiknya diakhiri dengan membuat kesimpulan, membacakan kembali hasil diskusi, serta meluruskan penrnyataan yang keliru. Hal yang tidak kalah penting ialah mengevaluasi atau membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi. Evaluasi ini dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan dalam pelaksanaan diskusi selanjutnya.
6. Kelebihan dan kelemahan diskusi
a. Kelebihan metode diskusi
1.
Merangsang kreatifitas murid
Diskusi
berguna memancing kreativitas murid dalam bentuk ide, gagasan, inisiatif, serta
terobosan baru dalam pemecahan masalah. Bahkan, diskusi dapat merangsang murid
untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, menyetujui dan memperkuat pendapat
teman, atau bahkan mengoreksi opini peserta lainnya.
2.
Memperluas wawasan urid
Diskusi
menuangkan beberapa pengetahuan sekaligus dalam wilayah dan waktu yang sama
sehingga pengetahuan pun menjadi semakin berkembang. Tidak hanya itu, dalam
upaya memecahkan masalah, murid dapat menemukan pencerahan atau inspirasi dari
berbagai sumber. Disisi lain, melalui diskusi, guru telah membantu untuk
mengembangkan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah.
3.
Mendorong murid untuk selalu bertanggung jawab
Diskusi
mengembangkan sikap tanggung jawab murid terhadap pendapat, keputusan, atau
kesimpulan yang diambil. Selain itu, diskusi tidak hanya membutuhkan
pengetahuan yang luas, tetapi juga kemampuan berbicara secara logis dan
sistematis. Melalui diskusi, guru mengajarkan murid
b.
Kelemahan metode diskusi
1.
Sulit memprediksi hasil
Penggunaan
metode diskusi dalam wilayah pembelajaran memiliki kelemahan berupa sulit
mempredisksi hasilnya. Sebab seluruh proses diskusi sangat bergantung kepada
kecakapan pemimpin diskusi serta partisipasi aktif peserta. Terkadang, metode
diskusi dalam proses pembelajaran diwarnai monopoli atau dominasi dari murid
yang memiliki kecerdasan menonjol.
2.
Memerlukan waktu yang cukup lama
Metode
diskusi memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mempersiapkan segala sesuatu
untuk memulainnya, mulai dari mengatur posisi duduk murid, mempersiapkan topic,
dan melakukan kegiatan diskusi itu sendiri. Hal ini sangat tidak efektif
apabila dilakukan pada jam pelajaran yang hanya satu les misalnya.
3.
Hanya cocok membahas hal- hal yang bersifat problematik
C.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi ialah merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
seorang pendidik untuk meningkatkan kinerja murid.
Seorang
pendidik patut memahami metode demonstrasi dengan seksama sebab selain dapat
menjadi alternative dalam melaksanakn proses pembelajaran sesungguhnya metode
ini mengajak murid untuk lebih aktif mengamati dan memahami suatu pembelajaran.
Tidak haya itu metode demontrasi membuat pembelajaran disajikan secara lebih
menarik sehingga mendorong peserta didik antusias dalam belajar.
Menurut
Muhibbin Syah (2000), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, atau aturan, serta melakukan suatu kegiatan,
baik dalam langsung maupun melalui media pembelajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi.
Adapun
menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi
digunakan untuk mempraktikan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkaitan dengan bahan pembelajaran. Senada dengan pendapat tersebut, Mulyani
Sumantri juga mengatakan bahwa metode Demonstrasi adalah cara penyajian
pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan suatu situasi atau benda
tertentu dalam suatu proses yang sedang dipelajari peserta didik, baik dalam
bentuk sebenarnya maupun tiruan. Peragaan atau pertunjukan dilakukan oleh guru
atau orang lain yang menguasai topic pembelajaran .
A.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
1. Kelebihan Metode Demonstrasi
a.
Menurut Elizar (1996:45), metode demonstrasi memiliki kelebihan atau keunggulan
berupa meminimalkan kemungkinan murid melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan
murid memperoleh pengalaman serta pengamatan secara langsung. Dengan kata lain,
murid dapat memusatkan perhatian pada hal- hal yang dianggap penting. Ketika
seorang murid memiliki keraguan dalam demonstrasi suatu pelajaran, maka ia
dapat bertanya secara langsung kepada guru.
b.
Keunggulan metode ini juga dipaparkan oleh M. Basyiruddin Usman (2002:46). Ia
menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah perhatian murid dapat
terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan diperagakan. Hal tersebut
tentu saja memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan kuat dan
keterampilan murid dalam berbuat. Manfaat lain metode ini ialah dapat
menghindarkan murid dari mengambil keputusan atau kesimpulan secara keliru
sebab, murid mengamati jalannya demonstrasi atau peragaan secara langsung.
c.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 56), Keunggulan metode
demonstrasi ialah membantu anak didik secara jelas jalannya suatu proses
kegiatan pembelajaran serta memudahkan guru menjelaskan berbagai materi. Selain
itu, metode ini berguna memperbaiki kesalahan- kesalahan dari metode ceramah
melalui pengamatan dan pengadaan. Contoh kongkrit berupa objek yang sebenarnya.
2.
Kelemahan Metode Demonstrasi
a.
Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan diperagakan.
Hal ini disebabkan tidak semua benda atau materi dapat dipertunjukan
b.
Murid dapat menngalami kebingungan atau tidak memahami materi apabila guru yang
mendemonstrasikan kurang yang diperagakan.memahami atau bahkan tidak memahami
Sesutu yang diperagkan.
B.
Hal- Hal yang Harus diperhatikan dalam Menerapkan Metode Demonstrasi
a.
Merumuskan tujuan intruksional yang dapat dicapai oleh murid serta menyusun
langkah- langkah demonstrasi secara teratur sesuai scenario.
b.
Mempersiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan . sebelum pelaksanaan metode
demonstrasi guru harus meastikan agar alat dan bahan yang digunakan benar-
benar siap agar demonstrasi berjalan sukses.
c.
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga dapat memberikan keterangan
secara memuaskan, terlebih ketika murid mengajukan pertanyaan. Selain itu, hal yang harus diperhatikan guru
adalah memastikan demonstrasi dapat diikuti oleh seluruh murid, sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan, keterangan dapat didengar dan dipahami, memberikan
petunjuk mengenai hal- hal yang penting, serta menggunakan waktu secara efektif
dan efesien.
C.
Langkah- langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Adapun
langkah- langkah untuk menjalankan metode demonstrasi dengan baik terdiri dari
beberapa tahapan berikut ini :
a.
Merumuskan secara jelas jenis kecakapan atau keterampilan yang diharapkan
dicapai setelah metode ini diterapkan.
b.
Mempertimbangkan secara matang dan sungguh- sungguh kelayakan penggunaan metode
untuk mencapai tujuan tertentu dalam wilayah pembelajaran. Dengan kata lain,
guru harus memperhatikan efektifitas penerapan metode ini dalam suatu materi.
c.
Memastikan ketersediaan alat- alat yang digunakan serta telah dicoba terlebih
dahulu. Hal ini penting dilakukan agar saat pelaksanaan tidak terjadi
kesalahan. Selain itu, guru juga harus mengetahui secara pasti jumlah murid
yang akan diberikan pelajaran dengan metode ini.
d.
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Dalam melakukan demonstrasi, guru tidak
hanya fokus pada praktik, tetapi juga perlu menyediakan cukup waktu kepada murid
untuk mengajukan pertanyaan dan komentar selama atau sesudah demonstrasi.
D.
Metode Resitasi
Metode
Resitasi ialah sebuah metode belajar yang dimana guru memberikan tugas kepada
murid- murid untuk mempelajari sesuatu. Selanjutnya, mereka diminta mempertanggung
jawabkan hal- hal yang diperoleh dalam pengerjaan tugas. Guru dapat memberikan
tugas dalam pengerjaan tugas. Guru dapat memberikan tugas dalam bentuk
memperbaiki, memperdalam, mengecek kebenaran informasi, atau menghapal
pelajaran. Pada akhirnya murid diminta untuk menarik kesimpulan.
1.
Tujuan Penggunaan Metode Resistensi
Agar
penggunaan metode resistensi dapat memberikan efek positif di wilayah
pembelajaran, guru perlu memperhatikan, mengarahkan, serta membimbing murid.
Sehingga, tujuan penggunaan metode resitasi dapat dicapai secara efektif dan
efesien. Tugas yang diberikan dapat berwujud memperdalam materi pelajaran atau
bisa juga mengecek bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Hal tersebut berguna
untuk mendorong atau merangsang murid agar aktif belajar, baik secara individu
maupun kelompok.
Adapun
tujuan dari penggunaan metode resitasi dalam proses pembelajaran antara lain
adalah sebagai berikut :
a.
Mematangkan pengetahuan yang diterima oleh peserta didik
b.
Mendorong murid untuk mempelajari suatu masalah secara mandiri melalui peroses
membaca atau mengerjakan soal- soal.
c.
Memotovasi muris agar rajin belajar
d.
Sebagai bahan pelatihan untuk membentuk pengalaman murid dalam mempelajari
sesuatu secara terperinci.
e.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada murid
2.
Hal- hal yang Harus Diperhatikan dalam Menerapkan Metode Resitasi
Untuk
menjalankan metode resitasi didalam wilayah pembelajaran, seorang guru harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini
a.
Tugas yang diberikan kepada murid harus berkaitan dengan pelajaran yang telah
dipelajari. Sehingga, para murid sanggup mengerjakan tugas tersebut dengan
sangat baik sekaligus menghubungkan dengan materi pelajaran.
b.
Mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid dapat
diselesaikan ileh karena itu, guru harus memberikan tugas sesuai dengan
kemampuan dan kecerdasan anak didiknya.
c.
Mengintruksikan kepada murid bahwa tugas yang diberikan harus dikerjakan secara
mandiri. Guru harus memberikan penjelasan tugas yang dapat dipahami dengan
baik. Sehingga, murid tidak mengalami keraguan atau kebingungan dalam
mengerjakannya.
3.
Tahap- tahap Pelaksanaan Metode Resitasi
Munzier
Suparta dan Hery Noer Aly dalam buku buku Metodologi
Pengajaran Agama Islam menyebutkan beberapa tahap yang dilakukan untuk
menjalankan metode resitasi.
a.
Memberikan tugas kepada murid dengan mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai.
Jenis tugas harus tepat serta disampaikan secara jelas agar dapat dipahami
sepenuhnya oleh murid.
b.Ketika
murid melaksanakan tugas, hendaknya guru memberikan bimbingan kepada murid
serta melakukan pengawasan. Hal ini berguna untuk mendorong murid segera mengerjakan tugasnya secara mandiri. Hal yang
tidak kalah penting ialah meminta murid untuk mencatat hasil- hasil pekerjaan
secara sistematis. Melalui cara ini, guru dapat menilai perkembangan murid
c.
Guru meminta pertanggung jawaban tugas dari murid, baik berwujud lisan maupun
tulisan. Dalam menerapkan tahapan ini, guru dapat mengadakan Tanya jawab atau
menyelenggarakan diskusi kelas serta menilai hasil pekerjaan murid melalui test
ataupun bentuk lain. Melalui adanya mekanisme pertanggung jawaban murid
terdorong untuk mengerjakan tugas semaksimal mungkin.
4. Kelebihan Metode Resitasi
a. Guru Patut mempertimbangkan didalamnya terkandung
beberapa keuggulan berikut pengetahuan yang peroleh murid untuk menerapkan
metode pembelajaran resitasi karen melalui hasil belajar, cobaan, atau
perenyelidikan
dapat lebih mersap, tahan lama, dan autentik. Dengan kata
lain, murid memahami materi yang telah meresap didalam pikirannya. Hal tersebut
berarti memperkecilkan peluang murid melupakanmateri yang dipelajari.
b. memberikan kesempatan murid untuk menigkatkan
pengetahuan, berani mengambil inisiatif, bertanggung jawab, serta memiliki
pendirian dalam menyelesaikan sutu masalah.
c. murid lebih yakin dan memahami pelajaran yang diajarkan
guru. Bahkan, murid Dapat terdorong untuk lebih memperdalami, memperkaya, atau
memperluas wawasan atau memperluas wawasantentang hal-hal yang dipelajari.
d. merangsangmurid untuk belajar lebih giat serta mampu
menyelesaikan tugas sesuai target. Metode ini sering digunakan guru saat tugas
dikerjakan diluar jam sekolah-sebagai pekerjaan rumah. Dengan demikian, murid
tidak merasa bosan serta lebih leluasa dalam mengerjakan soal.
5. Kelemahan
Metode Resitasi
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran untuk membantu
memecahkan problematika dan mengajar, syaiful menyebutkan beberapa kelemahan
metode retasi. Pertama, murid sering melakukan penipuan diri dengan cara meniru
hasil kerja temannya tanpa menumpuhkan aktivitas belajar. Hal ini disebabkan
oleh beberapa tugas diberikan tanpa pengawasan dari guru. Kedua, tugas yang
diberikan sekedar melepaskan tanggung jawab guru. Hal ini tentu akan
mempengaruhi kinerja murid dalam menyesuaikan tugas. Tidak jarang guru
memberikan tugas yang sukar tanpa memperhatikan kebutuhan riil anak didiknya. Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode resitasi, Syaiful Sagala
menjelaskan bahwa para guru hendaknya menjelaskan tugas dengan baik,
memperhatikan perbedaan kemampun murid di dalam kelas, serta memberikan waktu
penyelesain tugas secara ceukup. Syaiful Sagala juga menekankan agar tugas yang
diberikan guru mampu menarik minat atau perhatian; mendorong murid menempuh
proses dan menyampaikan hasil pekerjaan; mengupayakan agar tugas bersifat
praktis dan ilmiah;serta menentukan tugas dari hal-hal yang telah dikenal.
E. Metode
Eksperimen
Beberapa ahli pendidikan memberikan pengertian mengenai
metode eksperimen. Syaiful Bahri Jamarah (1995) menjelaskan bahwa metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana murid melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Sementara
itu, Rostiyah (2001) menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah salah satu cara
mengajar dimana murid melakukan percobaan tentang sesuatu, mengamati proses,
menuliskan hasil percobaan, kemudian menyampaikan hasil pengamatan di dalam
kelas untuk dievaluasi guru. Tidak jauh berbeda dari definisi sebelumnya ,
Mulyani Sumantri (1999) menyatakan bahwa metode eksprimen adalah cara belajar
yang melibatkan murid dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan. Adapun menurut Schoenherr, metode eksperimen paling sesuai di
terapkan untuk pembelajaran di bidang sains. Sebab, metode ini mampu
mengembangkan kemampuan berfikir serta kreatifitas murid secara optimal. Tidak
hanya itu, murid juga diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep
dalam struktur kognitif untuk selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan.
1. Tujuan
Penerapan Metode Ekaperimen
Penerapan metode eksperimen mempunyai tujuan agar murid
mampu mencari penyelesaian atau jawaban dari segala persoalan yang dihadapi.
Tidak hanya itu, melalui metode ini, murid dilatih untuk berfikir secara ilmiah
atau sistematis. Dengan demikian percobaan yang dilakukan oleh murid dapat
menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajari.
2. Hal- hal yang harus dilakukan
Sebelum Menggunakan Metode Eksperimen
Pertama , guru harus memberikan kesempatan kepada murid agar
mengalami secara langsung, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis,
membuktikan serta menarik kesimpulan mengenai suatu objek atau keadaan
tertentu.
Kedua , guru harus menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir
murid secara rasional dan ilmiah. Hal yang tidak kalah penting dilakukan oleh
guru ialah memberikan dorongan kepada murid agar mengerrjakan , mengamati,
serta menyimpulkan hasil percobaan secara cermat dan teliti.
3. Kelebihan Metode Eksperimen
a. Melalui metode eksperimen, guru dapat mengajak murid
lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan segala masalah yang dihadapi
oleh murid akan diselesaikan secara langsung melalui oercobaan.
b. Metode ini membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya
menerima penjelasan dari guru.
c. Murid lebih terampil dan berpengalaman dalam melakukan
percobaan. Sebab murid akan menempuh langkah- langkah untuk menyelesaikan
permasalahannya.
4. Kelemahan Metode Eksperimen
a. Memerlukan peralatan yang tidak sedikit guna memecahkan
masalah. Ketika alat- alat tidak lengkap, maka dapat berakibat murid tidak
dapat menjalankan percobaan secara sempurna.
b. Metode eksperimen juga memerlukan jangka waktu lama serta
wilayah percobaan yang cukup luas. Hal ini tentunya akan menjadi hambatan
apabila materi pelajaran harus diselesaikan dalam waktu singkat.
c. kesalahan dan kegagalan murid saat melakukan percobaan
sulit di deteksi oleh guru
5. Tahap- Tahap Pelaksanaan Metode
Eksperimen
a. Percobaan Awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan oleh guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini
menampilkan masalah- masalah berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
b. Bimbingan
Guru membimbing murid untuk mengamati suatu masalah yang
harus dipecahkan. Setelah itu, mencatat semua fenomena yang tertangkap oleh
panca indra. Ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka murid dapat merumuskan
hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan.
c. Pembuktian
Tahap selanjutnya adalah kegiatan pembuktian kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan melalui kerja kelompok. Pada tahap ini, murid
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, kemudian
melaporkan hasilnya. Setelah murid merumuskan dan menemukan konsep yang
dipelajari.
d. Evaluasi
evaluasi merupakan kegiatan terakhir setelah menyelesaikan
sebuh konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
murid untuk memahami konsep. maupun tulisan, maupun aplikasi di dalam
kehidupan. Dengan kata lain, murid memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberi contoh, serta menerapkan konsep terkait pokok bahasan.
F. Metode Karyawisata
Karyawisata dapat dikatakan sebagai perjalanan atau
kunjungan lapangan oleh sekolompok orang yang jauh dari lingkungan normal.
Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk pendidikan, penelitian non eksperimen,
atau memberikan pengalaman murid di luar rutinitas harian. Selain itu, metode
ini juga bertujuan agar murid mengamati subjek dalam keadaan alami serta
mengumpulkan sampel. Dalam budaya masyarakat barat, metode karyawisata
digunakan guru saat murid-murid dalam keadaan kurang kondusif atau tengah
dilanda kejenuhan. Sebagian besar peneliti awal pasti menggunakan cara ini agar
dapat melihat keadaan secara langsung. Charles Darwin yang memberi kontribusi
besar bagi ilmu pengetahuan juga menggunakan metode ini.untuk mengurangi risiko
dan pengeluaran, sebagian besar sekolah dimasa kini menerapkan produser
kunjungan resmi yang mencangkup estimasi, persetujuan, serta penjadwalan
melalui perencanaan perjalanan.
1. Pengertian Metode Karya Wisata
Menurut Beberapa Ahli
a. Menurut Roestiyah
Menurut Roestiyah (2001) menyatakan bahwa karya wisata bukan
sekedar rekreasi, melainkan belajar atau memperdalam pengetahuan dengan cara
melihat kenyataan di alam terbuka. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
dikatakan bahwa metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak murid kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Misalnya, guru mengajak murid untuk
melihat bangunan kuno disudut kota, mengunjungi museum, atau mendatangi tempat-
tempatdiluar sekolah yang berhubungan dengan pembelajaran.
b. Menurut Checep
Menurut Checep (2008) menjelaskan bahwa metode karya wisata
atau widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa murid mempelajari materi
pelajaran diluar kelas. Ia juga menjelaskan bahwa manfaat dari metode ini
adalah memanfaatkan lingkungan sekitar, merangsang kreativitas murid, serta
memperoleh informasi secara lebih luas dan actual. Bahkan metode ini
memungkinkan mencari dan mengelola informasi. Akan tetapi, metode karya wisata
memerlukan waktu lama, biaya besar, serta harus melalui perancangan dan
persiapan yang tidak sebentar.
c. Menurut Mulyasa
Menurut Mulyasa (2005) menjelaskan bahwa karya wisata
merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan merupakan bagian integral
dari kurikulum sekolah. Meskipun didalamnya terdapat banyak hal yang bersifat
non akademis, karyawisata dapat mempercepat penyampaian materi, terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan dan pengalaman mengenai dunia luar.
c. Menurut Djamarah
Menurut Djamarah (2002), metode karya wisata merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek
tertentu diluar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu, misalnya meninjau pengadaian. Banyak
istilah yang dipergunakan pada metode karyawisata ini, seperti widyawisata, study tour, dan sebagainya. Karyawisata
dapat dilakukan dalam waktu singkat, tetapi bisa juga dilaksanakan selama
beberapa hari atau bahkan jangka panjang.
2. Lankgah- Langkah Pelaksanaan
Metode Karya Wisata
Agar penerapan metode karyawisata dapat berjalan efektif.,
pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah- langkah berikut ini.
a. Persiapan
Dalam merancang tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan
tujuan pembelajaran secara jelas, mempertimbangkan pemilihan tempat, serta
menghubungi pemimpin atau penanggung jawab objek yang akan dikunjungi. Hal ini
dilakukan untuk merundingkan segala sesuatu, menyusun aktifitas secara masak,
serta membagi tugas setiap murid, mulai dari sebelum sampai hingga sesudah
pelaksanaan karyawisata. Untuk melaksanakan karyawisata, perlu dibentuk panitia
guna meninjau secara langsung objek yang akan dituju. Dalam survey, harus
diperoleh data tentang objek, antara lain meliputi kondisi lokasi, aspek- aspek
yang dipelajari, serta biaya keseluruhan konsumsi, transportasi, dan
penginapan.
b. Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survey)dibicarakan bersama
dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi tujuan karyawisata, pembagian
objek sesuai dengan tujuan pembelajaran, jenis objek, serta jumlah siswa. Dengan
perencanaan, resiko kesalahan atau kegagalan penerapan metode ini dalam aktivitas
belajar dapat diminimalkan.
G. Metode Observasi
Metode observasi adalah cara guru menjelaskan suatu kejadian
kepada murid secara sistematis suatu kejadian kepada murid secara sistematis
mengenai tingkah laku atau permasalahan dengan melihat atau mengamati secara
langsung pada sumber masalah. Metode ini pada umumnya ditandai dengan
pengamatan melalui panca indra terhadap suatu masalah rill di sekitar murid
yang sesuai dengan materi pelajaran. Hal tersebut dilanjutkan dengan tindakan
pencatatan secara objektif.
1. Pengertian Observasi Menurut
Beberapa Ahli
a.
Menurut Kartono
Menurut
Kartono (1980), observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial atau gejala- gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tujuan dilakukan observasi
adalah memahami ciri- ciri dan signifikansi dari interelasi elemen- elemen
tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola- pola
kultural tertentu.
b.
Menurut Patton
Menurut
Patton (1990) menegaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data
esensial, khususnya pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Untuk memperoleh data yang akura dan bermanfaat, observasi sebagai metode
ilmiah dilakukan setelah melewati latihan yang memadai serta di dahului
persiapan secara teliti dan lengkap.
2.
Jenis- Jenis Observasi
Secara
garis besar, metode observasi dapat dibagi menjadi dua. Untuk itu, perhatikan
pembagian berikut ini.
a.
Struktured Observation (Observasi yang dirancang atau tes control)
Pada
observasi ini, biasanya pengamat menggunakan blangko atau daftar isian yang
telah disusun. Di dalamnya telah dicantumkan aspek- aspek atau berbagai gejala
yang perlu diperhatikan pada saat pengamatan.
b.
Unstruktured Or Informal Observation (Observasi informal atau tidak
direncanakan lebih dulu)
Pada
observasi yang tidak direncanakan, secara umum pengamat tidak mengetahui hal-
hal yang hendak dicatat dalam pengamatan tersebut. Akan tetapi, gejala yang
terjadi berkaitan dengan materi pelajaran.
3.
Manfaat Penerapan Metode Observasi dalam Pelajaran
Metode
observasi dipandang efektif diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
diasarkan pemikiran bahwa di dalam metode observasi terdapat beberapa hal yang
mendukung keberhasilan pembelajaran.
Manfaat
Pertama, murid dapat melihat permasalahan atau kejadian
yang benar- benar dilingkungan sekitar. Dengan
demikian, murid berkesempatan mengevaluasi hal- hal yang dilihat. Terkarhal
tersebut murid akan memadukan pengetahuan yang telah diperoleh, baik di dalam
maupun diluar kelas.
Manfaat
Kedua, melalui observasi murid dilatih untuk mengambil
keputusan secara tepat sesuai dengan nilai- nilai moral yang dipelajari didalam
kelas. Tidak hanya itu,guru juga mengajarkan murid untuk mempraktikan teori
secara langsung diluar kelas. Dengan demikian, observasi memperluas cakrawala
murid mengenai nilai- nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas dengan realitas sehari- hari.
4.Tahap-
Tahap Pelaksanaan Metode Observasi
Secara
umum, ada beberapa tahapyang harus dilakukan guru saat hendak menggunakan
metode ini.
a.
Persiapan atau Perencanaan
Guru
harus mempersiapkan secara matang dalam menentukan objek yang akan diobservasi
oleh murid. Di dalam persiapan, guru juga perlu menentukan alat serta
memberikan intruksi secara jelas agar murid tidak kebingungan.
b.
Pelaksanaan
Pada
tahap ini, murid akan secara langsung berhadapan dengan objek yang ditentukan
guna mengadakan pengamatan secara langsung. Setelah dianggap cukup, murid harus
mencatat hal- hal yang diperoleh saat pengamatan.
c.
Diskusi
Tahap
terakhir adalah mendiskusikan bersama teman atau kelompok sekaligus
mempertanggung jawabkan hasil observasi, baik dalam bentuk tulisan ataupun
secara lisan.
5.
Kelemahan dan Kekurangan Metode Observasi
a.
Kelebihan utama metode observasi berupa murid dapat melihat dan mencatat
gejala- gejala atau permasalahan yang diamati secara langsung. Dengan kata
lain, murid tidak menggantungkan penguasaan materi kepada guru atau buku,
melainkan dapat menganalisis serta memecahkan permasalahan di lingkungan secara
mandiri.
Daftar
Rujukan
Setyanto, Ardi N. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar
Mengajar. Jogjakarta : DIVA Press.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.