Friday, April 10, 2020

Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran


Oleh : Muhammad Yusuf, S.Pd.

Apersepsi
Menjelang hari raya idul fitri biasanya harga- harga barang seperti daging, cabai, baju, sepatu, sajadah dan lainnya mengalami peningkatan. Taukah kamu bahwa fenomena tersebut sebenarnya adalah suatu fenomena yang wajar, dengan adanya peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pada saat mau memasuki momen idul fitri setiap orang akan memburu daging, baju, dll yang akan mereka konsumsi atau kenakan pada saat idul fitri. Peningkatan permintaan terhadap barang- barang tersebut tentu juga akan meningkatkan harga. Begitu juga sebaliknya apabila permintaan terhadap suatu barang turung atau dengan kata lain barang tersebut tidak di minati lagi oleh masyarakat atau karena jumlahnya yang begitu besar tidak sebanding dengan jumlah permintaannya, maka barang tersebut akan mengalami penurunan harga.

Ilustrasi diatas merupakan salah satu ilustrasi yang menggambarkan tarik menarik antara permintaan, penawaran dan harga. Dan untuk lebih jelasnya lagi mengenai permintaan dan penawaran mari simak pembahasan berikut :


1. Permintaan (Demand)

A. Pengertian Permintaan
Permintaan tercipta apabila kamu memiliki keinginan untuk membeli barang dan jasa yang disertai oleh kemampuan untuk membayarnya. Jadi, secara sederhana permintaan adalah keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli barang atau jasa pada tingkat harga tertentu


B. Bunyi Hukum Permintaan
Jika Harga suatu barang maupun jasa naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya apabila harga suatu barang atau jasa turun maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah. 


C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Seorang konsumen dalam melakukan permintaan terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh bebrapa faktor yang diantaranya adalah:

a. Harga Barang/ Jasa itu sendiri
Hukum permintaan menyatakan bahwa : “Jika Harga suatu barang maupun jasa naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya apabila harga suatu barang atau jasa turun maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah. Dari hukum permintaan ini dapat dikatakan bahwa barang yang bersangkutan berpengaruh secara negative terhadap jumlah barang yang diminta dengan asumsi faktor- faktor lainnya dianggap tetap (Casterisparibus). 

Contoh pengaruh harga Barang/ jasa itu sendiri yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah permintaannya.




Tabel Permintaan jeruk Tasya selama satu bulan digambarkan dalam bentuk kurva permintaan. Dari tabel tersebut kita bisa melihat bahwa kuantitas jeruk yang diminta akan semakin banyak jika harga turun. Contoh ketika harga Rp. 2.000 permintaan jeruk sebanyak 40 Kg. Setelah harga naik menjadi Rp. 3000 , maka permintaan jeruk yang semula 40 Kg menjadi 30 Kg atau dengan kata lain permintaannya berubah menjadi turun dikarenakan adanya kenaikan harga. 




b. Harga barang lain yang mempunyai hubungan erat dengan barang barang tersebut
Harga barang lain yang berhubungan degan barang tersebut akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu barang, hubungan suatu barang dengan barang lain dalam ekonomi berdasarkan sifat ini dikenal sebagai barang pelengkap (komplementer) dan barang pengganti (subtitusi).




Barang yang sifatnya komplementer adalah barang yang pemakaannya harus bersamaan, contohnya gula dengan kopi. Jika harga gula naik maka orang akan mengurangi untuk mengkonsumsi gula dan kopi. Hal ini mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kopi dan gula.

Barang yang sifatnya subtitusi adalah barang yang sifatnya saling menggantikan fungsi dari suatu barang, misalnya daging sapi dengan daging ayam. Jika harga daging sapi meningkat dan dengan anggapan (asumsi) harga ayam tidak mengalami peningkatan, maka orang akan beralih untuk lebih memilih membeli daging ayam ketimbang daging sapi. Hal ini mengakibatkan permintaan terhadap daging sapi akan menurun.



c. Pendapatan Konsumen


Jumlah barang yang diminta oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan konsumen yang bersangkutan. Perubahan permintaan konsumen akan berubah seiring terjadinya peningkatan ataupun penurunan pendapatan seorang konsumen. Contoh apabila iya mendapatkan penghasilan (gaji) yang besar maka iya bisa membeli barang- barang yang iya inginkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Sementara itu apabila sesorang berpenghasilan kecil maka ia akan mengurangi permintaannya terhadap barang- barang yang dibelinya.



d. Selera Konsumen


Selera konsumen juga akan mempengaruhi jumlah permintaan, misalnnya di Provinsi DKI Jakarta jumlah permintaan terhadap beras lebih besar jika dibandingkan dengan Provinsi Maluku. Hal ini dikarenakan makanan pokok masyarakat di Provinsi Maluku adalah sagu sehingga permintaan akan besar di provinsi tersebut sangan sedikit.



e. Ekspektasi Konsumen Di Massa yang Akan Datang


Perkiraan konsumen tentang harga dan kondisi perekonomian dimasa  depan akan berpengaruh terhadap permintaan. Pada masa pandemic virus corona menyebabkan banyak orang gelihas dan berusaha sebaik mungkin untuk melindungi diri mereka dari virus tersebut yang  salah satunya adalah dengan menggunakan masker. Masyarakat beranggapan (berekspektasi) bahwa semua orang akan menggunakan masker dan memborongnya di hari-hari yang akan datang. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin panik dan gelisah akan kehabisan masker. Alhasil orang- orang  berbondong- bondong menyerbu toko obat ataupun apotik untuk membeli masker. Sehingga dengan adanya peristiwa tersebut permintaan terhadap masker menjadi sangat tinggi.



f. Distribusi Pendapatan Masyarakat


Distribusi pendapatan masyarakat akan mempengaruhi tingkat permintaan. Semakin merata tingkat pendapatan masyarakat jumlah permintaan terhadap suatu barang dan jasa lebih besar dibandingkan dengan distribusi pendapatan masyarakat yang kurang merata. Misalnya, jika pendapatan di suatu masyarakat terjadi ketimpangan (tidak merata) maka hanya orang tertentu saja (orang kaya) yang mampu membeli daging sapi untuk konsumsi maka permintaan konsumen terhadap daging sapi akan lebih sedikit. 




2. Penawaran (Supply)


A. Pengertian Penawaran (Supply)

Sadar atau tidak sadar, hampir semua barang yang kita gunakan adalah produksi orang lain atau pihak lain. Banyak peralatan atau pakaian yang kita miliki di produksi dilain kecamatan, lain provinsi, bahkan lain Negara. Penawaran tidak mempersoalkan jauh dekatnya letak produsen, tetapi lebih mempersoalkan kualitas barang yang ditawarkan berkaitan denga variabel harga. Dengan perkataan lain, penawaran (supply) ialah  kuantitas barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. 


B. Bunyi Hukum Penawaran
Jika harga barang maupun jasa meningkat maka jumlah barang maupun jasa yang ditawarkan akan bertambah. Dan begitu juga sebaliknya jika harga suatu barang maupun jasa mengalami penurunan makan barang maupun jasa yang ditawarkan akan menurun.

C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Menurut beberapa ahli ekonomi ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi penawaran di pasar, Sukirno (2001) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran di pasar adalah sebagai berikut :

a. Harga Barang Tersebut
Jika harga suatu barang maupun jasa meningkat maka jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan bertambah dan jika harga suatu barang maupun jasa turun maka jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan berkurang.

b. Harga barang- barang yang mempunyai keterkaitan dengan barang tersebut
Sama halnya dengan teori permintaan, harga barang lain yang sejenis dapat mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Misalnya apabila harga barang impor yaitu tembakau sangat mahal harganya, memungkinkan permintaan akan tembakau impor tersebut mengalami penurunan, dengan adanya kondisi tersebut maka petani dalam negeri dapat menaikan jumlah produksi tembakau (meningkatkan penawaran dengan harga yang lebih murah, sehingga jumlah permintaan dalam negeri dapat dipenuhi). 

c. Ongkos Produksi (Biaya Produksi)
Biaya produksi adalah suatu bentuk pengorbanan yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan barang maupun jasa. Biaya produksi berpengaruh negatif terhadap penawaran akan barang kepada masyarakat. Semakin tinggi ongkos produksi berarti perusahaan tidak mampu melakukan efesiensi, ketidak efensiensian perusahaan memberikan dampak negatif terhadap biaya produksi yang meningkat. Untuk menutupi biaya produksi tersebut perusahaan akan menjual barang yang dihasilkan dengan harga yang mahal. Dampak selanjutnya yang terjadi karena mahalnya harga barang adalah konsumen menjadi enggan membeli barang tersebut dan mengurangi pembeliannya terhadap barang yang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dan pada akhirnya karena barang yang di produksi oleh perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan akibatnya penawaran barang tersebut juga mengalami penurunan.

d. Penggunaan teknologi
Penggunaan teknologi yang modern akan menciptakan efesiensi dalam hal memproduksi barang dan jasa. Pada saat ini penerapan teknologi dapat memecah kebutuhan akan permasalahan biaya tinggi (hight cost), perusahaan yang menggunakan teknologi modern memungkinkan perusahaan lebih cepat memproduksi dengan menjaga kualitas barang dan lebih cepat merespon selera konsumen dengan cara berinovasi. Hubungannya dengan penawaran barang, pemakaian teknologi dapat menimbulkan dua pengaruh positif kepada kinerja perusahaan yaitu, (1) produksi dapat ditambah dengan cepat. (2) Ongkos produksi semakin murah. Dengan demikian pengaruh positif dari pemakaian teknologi membeikan keuntungan yang lebih besar kepada perusahaan.
 



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.