Oleh : Muhammad Yusuf, S.Pd.
Apersepsi
Menjelang
hari raya idul fitri biasanya harga- harga barang seperti daging, cabai, baju,
sepatu, sajadah dan lainnya mengalami peningkatan. Taukah kamu bahwa fenomena
tersebut sebenarnya adalah suatu fenomena yang wajar, dengan adanya peningkatan
permintaan, maka harga pun melonjak. Pada saat mau memasuki momen idul fitri
setiap orang akan memburu daging, baju, dll yang akan mereka konsumsi atau
kenakan pada saat idul fitri. Peningkatan permintaan terhadap barang- barang
tersebut tentu juga akan meningkatkan harga. Begitu juga sebaliknya apabila
permintaan terhadap suatu barang turung atau dengan kata lain barang tersebut
tidak di minati lagi oleh masyarakat atau karena jumlahnya yang begitu besar
tidak sebanding dengan jumlah permintaannya, maka barang tersebut akan
mengalami penurunan harga.
Ilustrasi
diatas merupakan salah satu ilustrasi yang menggambarkan tarik menarik antara
permintaan, penawaran dan harga. Dan untuk lebih jelasnya lagi mengenai
permintaan dan penawaran mari simak pembahasan berikut :
1.
Permintaan (Demand)
A.
Pengertian Permintaan
Permintaan
tercipta apabila kamu memiliki keinginan untuk membeli barang dan jasa yang
disertai oleh kemampuan untuk membayarnya. Jadi, secara sederhana permintaan adalah keinginan yang disertai
oleh kemampuan untuk membeli barang atau jasa pada tingkat harga tertentu
B.
Bunyi Hukum Permintaan
Jika
Harga suatu barang maupun jasa naik maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang, dan sebaliknya apabila harga suatu barang atau jasa turun maka
jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah.
C.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Seorang
konsumen dalam melakukan permintaan terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi
oleh bebrapa faktor yang diantaranya adalah:
a.
Harga Barang/ Jasa itu sendiri
Hukum
permintaan menyatakan bahwa : “Jika Harga suatu barang maupun jasa naik maka
jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya apabila harga suatu
barang atau jasa turun maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah.
Dari hukum permintaan ini dapat dikatakan bahwa barang yang bersangkutan
berpengaruh secara negative terhadap jumlah barang yang diminta dengan asumsi
faktor- faktor lainnya dianggap tetap (Casterisparibus).
Contoh
pengaruh harga Barang/ jasa itu sendiri yang mengakibatkan perubahan terhadap
jumlah permintaannya.
Tabel
Permintaan jeruk Tasya selama satu bulan digambarkan dalam bentuk kurva
permintaan. Dari
tabel tersebut kita bisa melihat bahwa kuantitas jeruk yang diminta akan
semakin banyak jika harga turun. Contoh ketika harga Rp. 2.000 permintaan jeruk
sebanyak 40 Kg. Setelah harga naik menjadi Rp. 3000 , maka permintaan jeruk
yang semula 40 Kg menjadi 30 Kg atau dengan kata lain permintaannya berubah
menjadi turun dikarenakan adanya kenaikan harga.
b.
Harga barang lain yang mempunyai hubungan erat dengan barang barang tersebut
Harga
barang lain yang berhubungan degan barang tersebut akan mempengaruhi jumlah
permintaan terhadap suatu barang, hubungan suatu barang dengan barang lain
dalam ekonomi berdasarkan sifat ini dikenal sebagai barang pelengkap
(komplementer) dan barang pengganti (subtitusi).
Barang
yang sifatnya komplementer adalah barang yang pemakaannya
harus bersamaan, contohnya gula dengan kopi. Jika harga gula naik maka orang
akan mengurangi untuk mengkonsumsi gula dan kopi. Hal ini mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap kopi dan gula.
Barang
yang sifatnya subtitusi adalah barang yang sifatnya saling
menggantikan fungsi dari suatu barang, misalnya daging sapi dengan daging ayam.
Jika harga daging sapi meningkat dan dengan anggapan (asumsi) harga ayam tidak
mengalami peningkatan, maka orang akan beralih untuk lebih memilih membeli
daging ayam ketimbang daging sapi. Hal ini mengakibatkan permintaan terhadap
daging sapi akan menurun.
c.
Pendapatan Konsumen
Jumlah
barang yang diminta oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
konsumen yang bersangkutan. Perubahan permintaan konsumen akan berubah seiring
terjadinya peningkatan ataupun penurunan pendapatan seorang konsumen. Contoh apabila
iya mendapatkan penghasilan (gaji) yang besar maka iya bisa membeli barang-
barang yang iya inginkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Sementara itu
apabila sesorang berpenghasilan kecil maka ia akan mengurangi permintaannya
terhadap barang- barang yang dibelinya.
d.
Selera Konsumen
Selera
konsumen juga akan mempengaruhi jumlah permintaan, misalnnya di Provinsi DKI
Jakarta jumlah permintaan terhadap beras lebih besar jika dibandingkan dengan
Provinsi Maluku. Hal ini dikarenakan makanan pokok masyarakat di Provinsi
Maluku adalah sagu sehingga permintaan akan besar di provinsi tersebut sangan
sedikit.
e.
Ekspektasi Konsumen Di Massa yang Akan Datang
Perkiraan
konsumen tentang harga dan kondisi perekonomian dimasa depan akan berpengaruh terhadap permintaan.
Pada masa pandemic virus corona menyebabkan banyak orang gelihas dan berusaha
sebaik mungkin untuk melindungi diri mereka dari virus tersebut yang salah satunya adalah dengan menggunakan
masker. Masyarakat beranggapan (berekspektasi) bahwa semua orang akan
menggunakan masker dan memborongnya di hari-hari yang akan datang. Hal ini
mengakibatkan masyarakat semakin panik dan gelisah akan kehabisan masker.
Alhasil orang- orang berbondong- bondong
menyerbu toko obat ataupun apotik untuk membeli masker. Sehingga dengan adanya
peristiwa tersebut permintaan terhadap masker menjadi sangat tinggi.
f.
Distribusi Pendapatan Masyarakat
Distribusi
pendapatan masyarakat akan mempengaruhi tingkat permintaan. Semakin merata
tingkat pendapatan masyarakat jumlah permintaan terhadap suatu barang dan jasa
lebih besar dibandingkan dengan distribusi pendapatan masyarakat yang kurang
merata. Misalnya, jika pendapatan di suatu masyarakat terjadi ketimpangan
(tidak merata) maka hanya orang tertentu saja (orang kaya) yang mampu membeli
daging sapi untuk konsumsi maka permintaan konsumen terhadap daging sapi akan
lebih sedikit.
2.
Penawaran (Supply)
A.
Pengertian Penawaran (Supply)
Sadar atau tidak sadar, hampir semua barang yang
kita gunakan adalah produksi orang lain atau pihak lain. Banyak peralatan atau
pakaian yang kita miliki di produksi dilain kecamatan, lain provinsi, bahkan
lain Negara. Penawaran tidak mempersoalkan jauh dekatnya letak produsen, tetapi
lebih mempersoalkan kualitas barang yang ditawarkan berkaitan denga variabel
harga. Dengan perkataan lain, penawaran
(supply) ialah kuantitas barang atau
jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada
setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
B.
Bunyi Hukum Penawaran
Jika
harga barang maupun jasa meningkat maka jumlah barang maupun jasa yang
ditawarkan akan bertambah. Dan begitu juga sebaliknya jika harga suatu barang
maupun jasa mengalami penurunan makan barang maupun jasa yang ditawarkan akan
menurun.
C.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Menurut
beberapa ahli ekonomi ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi penawaran di
pasar, Sukirno (2001) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi
penawaran di pasar adalah sebagai berikut :
a.
Harga Barang Tersebut
Jika
harga suatu barang maupun jasa meningkat maka jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan akan bertambah dan jika harga suatu barang maupun jasa turun maka
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan berkurang.
b.
Harga barang- barang yang mempunyai keterkaitan dengan barang tersebut
Sama halnya dengan
teori permintaan, harga barang lain yang sejenis dapat mempengaruhi jumlah
barang yang ditawarkan. Misalnya apabila harga barang impor yaitu tembakau
sangat mahal harganya, memungkinkan permintaan akan tembakau impor tersebut mengalami
penurunan, dengan adanya kondisi tersebut maka petani dalam negeri dapat
menaikan jumlah produksi tembakau (meningkatkan penawaran dengan harga yang
lebih murah, sehingga jumlah permintaan dalam negeri dapat dipenuhi).
c.
Ongkos Produksi (Biaya Produksi)
Biaya
produksi adalah suatu bentuk pengorbanan yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan barang maupun jasa. Biaya produksi berpengaruh negatif terhadap
penawaran akan barang kepada masyarakat. Semakin tinggi ongkos produksi berarti
perusahaan tidak mampu melakukan efesiensi, ketidak efensiensian perusahaan
memberikan dampak negatif terhadap biaya produksi yang meningkat. Untuk menutupi
biaya produksi tersebut perusahaan akan menjual barang yang dihasilkan dengan
harga yang mahal. Dampak selanjutnya yang terjadi karena mahalnya harga barang
adalah konsumen menjadi enggan membeli barang tersebut dan mengurangi
pembeliannya terhadap barang yang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Dan
pada akhirnya karena barang yang di produksi oleh perusahaan tersebut mengalami
penurunan penjualan akibatnya penawaran barang tersebut juga mengalami
penurunan.
d.
Penggunaan teknologi
Penggunaan
teknologi yang modern akan menciptakan efesiensi dalam hal memproduksi barang
dan jasa. Pada saat ini penerapan teknologi dapat memecah kebutuhan akan
permasalahan biaya tinggi (hight cost), perusahaan yang menggunakan teknologi
modern memungkinkan perusahaan lebih cepat memproduksi dengan menjaga kualitas
barang dan lebih cepat merespon selera konsumen dengan cara berinovasi. Hubungannya
dengan penawaran barang, pemakaian teknologi dapat menimbulkan dua pengaruh
positif kepada kinerja perusahaan yaitu, (1) produksi dapat ditambah dengan
cepat. (2) Ongkos produksi semakin murah. Dengan demikian pengaruh positif dari
pemakaian teknologi membeikan keuntungan yang lebih besar kepada perusahaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.