Friday, October 13, 2017

Perjuangan Fisik Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia



Pasca berakhirnya perang dunia II yang mengakibatkan kekalahan Jepang dan sekaligus mengakhiri kekuasaanya atas Indonesia tentu belum serta merta membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Kekalahan Jepang pada perang dunia ke II pada akhirnya membuat Belanda kembali datang ke Indonesia untuk menguasai kembali republik Indonesia yang pada saat itu baru saja menyatakan kemerdekaannya. Pasukan sekutu yang datang ke Indonesia dengan di boncengi oleh tentara NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) yang pada mulanya datang kembali ke Indonesia untuk melucuti tentara Jepang dan membebaskan kembali para tawanan Belanda yang ditahan oleh tentara Jepang pada akhirnya ingin menguasai kembali seluruh wilayah Indonesia. Dan Hal ini pula yang kemudian menandai bahwa pasca pembacaan teks proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah merupakan perjuangan akhir bangsa Indonesia untuk dapat lepas dari penjajahan. 

Kegembiraan atas kemerdekaan bangsa Indonesia yang dirasakan oleh rakyat yang berumur belum sampai seumur jagung itu kemudian kembali harus ditangguhkan karena kedatangan kembali sekutu dan tentara Belanda untuk menguasai wilayah Indonesia.

Berbeda dengan kedatangan sebelumnya dimana kedatangan bangsa Belanda yang hanya mendapat perlawanan yang bersifat lokal dan kedaerahan saja. Kedatangan belanda kali ini mendapat perlawanan yang sangat hebat dari seluruh rakyat dan para pejuang bangsa Indonesia. Bukan hanya lokal atau daerah tertentu saja melainkan hampir diseluruh penjuru nusantara yang diantaranya adalah:


1.    Insiden Bendera di Surabaya

Insiden bendera di Surabaya diawali oleh pendaratan tentara sekutu dan NICA di Surabaya. Sekutu dan Belanda kemudian menduduki hotel Yamato untuk menjadikan hotel eks pemerintahan jepang itu sebagai markas dari tentara Belanda. Belanda kemudian menurunkan bendera merah putih milik Indonesia yang dikibarkan di hotel tersebut dan kemudian menggantinya dengan bendera milik belanda yaitu merah putih biru.

 Image result for insiden surabaya
Sumber Gambar:id.wikipedia.org
 
Melihat tindakan belanda tersebut tentu saja menimbulkan kemarahan dari rakyat Surabaya. Dengan gagah berani arek-arek Surabaya menyerbu hotel Yamato dan menurunkan bendera Belanda. Bendera Belanda yang diturunkan tersebut kemudian dirobek warna birunya sehingga tinggalah warna merah dan putih. Bendera tersebut kemudian dikibarkan kembali, dan untuk mengenang peristiwa tersebut, kini di depan hotel Yamato dibangun sebuah monument perjuanagan.



2.    Peristiwa Heroik di Surabaya

Peristiwa ini dimulai dari kedatangan sekutu yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat di Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Kedatangan sekutu di kota Surabaya ternyata membuat ulah. Tentara sekutu yang datang ke kota Surabaya kemudian membebaskan orang-orang belanda yang berada di penjara Kalisosok. Para tawanan tersebut kemudian dipersenjatai. Melihat hal tersebut maka rakyatpun mulai melakukan perlawanan yang pada akhirnya terjadilah pertempuran diberbagai tempat.

Pertempuran- pertempuran tersebut baru mereda setelah tercapainya perundingan genjatan senjata. Akan tetapi, tembak menembak masih terjadi di Gedung Internatio dekat Jembatan Merah. Tembak-tembakanpun semakin genjar hingga pada insiden tembak- menembak tersebut menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby.

Tewasnya Brigjen A.W.S. Mallaby menjadikan hubungan antara tentara sekutu (Ingris) dengan Indonesia semakin memburuk. Pihak sekutu kemudian menuduh bahwa pihak Indonesialah sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas tewasnya Brigjen A.W.S. Mallaby.

Untuk menindak lanjuti hal tersebut pihak Ingris dibawah pimpinan E.C. Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada Indonesia agar tentara dan para pemuda Surabaya menyerah paling lambat tanggal 10 November 1945 pukul 06:00. Ultimatum yang dikeluarkan oleh sekutu ternyta tidak diperdulikan. Ingris naik pitam dan segera mengrahkan pasukannya untuk melancarkan serangan besar-besaran di kota Surabaya. Para pejuang kita berusaha dengan sekuat tenaga menangkis serangan demi serangan yang dilancarkan oleh sekutu baik dari darat, laut, maupun udara. 
Image result for bung tomo
 Sumber Gambar:Tanjoo-DeviantArt
 
Melihat kekuatan sekutu yang begitu kuat, para pemimpin yang memimpin pasukan pejuang Indonesia tak henti-hentinya memberikan dorongan dan semagat kepada para pejuang kita. Pemimpin pemimpin tersebut diantaranya adalah Bung Tomo, Gubernur Suryo, Ktut Tantri (seorang wanita Amerika), dan Jonosewoyo (Komandan Divisi Surabaya).

Kurang lebih hampir tiga minggu para pejuang di Surabaya bertempur mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam peristiwa tersebut banyak korban yang gurur dari kedua belah pihak. Dan untuk mengenang semangat kepahlawanan para pejuang Indonesia dalam pertempuran tersebut maka, pada setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dan di Surabaya didirikanlah sebuah Tugu Pahlawan.


3.    Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa bermula dari kedatangan sekutu bersama NICA. Tentara Sekutu dan NICA melakukan gerak mundur ke Ambarawa. Sesampainya mereka di Ambarawa, pasukan sekutu dan NiCA kemudian bertemu dengan pasukan-pasukan mereka yang lainya. Mereka kemudian memutuskan untuk memusatkan kekuatanya di Ambarawa.

Pada tanggal 23 November 1945 terjadilah pertempuran antara tentara sekutu yang didukung oleh Belanda dengan para pejuang Indonesia.
Pada tanggal 26 November 1945, sekutu juga melancarkan serangan udarayang bertubi-tubi di kota Ambarawa. Pada pertempuran tersebut, Letkol Isdiman yang baru saja diserahi pimpinan tempur gugur tertembak pasukan sekutu. Selanjutnya tampilah Kolonel Sudirman selaku panglima Divisi Bayumas untuk menggantikan Letkol Isdiman dalam memimpin serangan ke Ambarawa.

Sebagai pimpinan perang, Kolonel Sudirman kemudian merancang serangan dengan taktik sumpit urang untuk menyerang pasukan sekutu dan Belanda. Pada tanggal 12 Desember 1945 kota Ambarawa dikepung oleh pasukan Indonesia sehingga, pasukan sekutu terkepung dan bertahan di Benteng Willem. Sekutu terus terdesak hingga akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945, sekutu meninggalkan Ambarawa dan menuju Semarang.
 Image result for pertempuran ambarawa
Sumber Gambar:id.wikipedia.org
Perginya sekutu  dari Ambarawa menandai berakhirnya  pertempuran di Ambarawa. dan untuk mengenang peristiwa tersebut didirikanlah tugu palagan Ambarawa dan pada setiap tanggal 15 Desember dijadikan sebagai Hari Infanteri.

4.    Bandung Lautan Api
Pada hari dimana pertama sekali teks proklamasi dibacakan di Jakarta, yang dimana hal tersebut menandai kemerdekaan bangsa Indonesia dari tanggan penjajah ternyata tidak serta merta dialami oleh seluruh wilayah di Indonesia. Pasalnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, pasukan sekutu memasuki kota Bandung. Tanpa menghiraukan penduduk, pasukan sekutu yang dibantu oleh NICA mulai menduduki wilayah Bandung utara. Sekutu kemudian mengeluarkan ultimatum yang isinya sebagai berikut:
a.    Rakyat dan para pemuda harus menyerahkan kepada sekutu senjata yang direbut dari tangan Jepang.
b.   Bandung utara harus dikosongkan dari orang-orang republik selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945.
Namun, ultimatum sekutu ini tidak mendapatkan tanggapan dari rakyat dan para pemuda. Oleh karena hal tersebut, sejak saat itu timbulah ketegangan yang dimana saat itu sekutu bersama NICA mulai melancarkan serangan. Para pejuang kita tak henti-hentinya untuk terus melakukan perlawanan demi perlawanan.Pertempuran terjadi di berbagai tempat yang diantaranya adalah disekitar pabrik kina di Jalan Riau, Hotel Preanger dan Gedung Sate pada tanggal 28 November 1945.
Pertempuran sengit terjadi di wilayah Bandung. Para pemuda membakar rumah-rumah orang Belanda yang kemudian membuat sekutu naik pitam sehingga mereka melancarkan serangan bom dari udara yang pada akhirnya mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
Pada tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. Sekutu memerintahkan kepada TRI dan penduduk untuk mengosongkan seluruh kota Bandung dan mundur keluar kota. Untuk menghindari jatuhnya korban, pemerintah RI menyetujui pengosongan kota Bandung. TRI kemudian juga menyetujui  hal tersebut tetapi dengan siasat:
a.   Sambil meninggalkan tempat, tentara dan penduduk diperintahkan untuk membakar semua bangunan yang ada. Hal ini bertujuan agar tentara sekutu tidak dapat mempergunakan kembali gedung-gedung peninggalan rakyat untuk mereka gunakan sebagai markas maupun tempat beristirahat.
b.      Sesudah matahari terbenam, penduduk diperintahkan melancarkan serangan ke Bandung utara dan melakukan bumi hangus.
Kota Bandung kebudian dibakar sehingga menjadi “lautan api” dan untuk mengenang peristiwa tersebut maka diciptakanlah sebuah lagu halo-halo Bandung.
Image result for bandung lautan api 
 Sumber Gambar: seruni.id
 
5.    Peristiwa Medan Area
Pada tanggal 09 Oktober 1945, pasukan sekutu bersama tentara NICA mendarat di Sumatera Utara. Pasukan sekutu dipimpin oleh T.E.D. Kelly. Pada awalnya kedatangan mereka disambut baik oleh para tokoh dan masyarakat di Sumatera Utara. Akan tetapi, tindakan tentara sekutu menyakitkan rakyat. Sekutu membebaskan para tawanan Belanda dan dibentuk menjadi KNIL.
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi peristiwa di sebuah hotel yang terletak di jalan Bali, Medan. Seorang oknum penghuni hotel menginjak-injak lencana merah putih . akibatnya hotel tersebut diserang oleh para pemuda kita sehingga timbulah banyak korban. Peristiwa inilah yang mengawali pertempuran Medan Area. 
Image result for medan area
Sumber Gambar: Saksi bisu Medan Area - youtube.com
Untuk menghadapi segala bentuk kemungkinan, TKR dan berbagai badan perjuangan lainnya telah membentuk kesatuan perjuangan. Kesatuan perjuangan itu adalah Barisan Pemuda Indonesia di bawah pimpinan Ahmad Taher. Akan tetapi, bentrokan terus meluas dan terjadi di berbagai daerah. Perkembangan ini dipandang oleh sekutu sebagai sesuatu yang sudah sangat membahayakan. Oleh karena itu pada tanggal 18 oktober 1945 sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan semua senjata kepada sekutu. Rakyat tidak mau mematuhi ultimatum tersebut akibatnya, pasukan sekutu melancarkan aksi militer secara besar-besaran dan rakyatpun berusaha melakukan perlawanan dengan sekuat tenaga.

6.    Puputan Margarana
Puputan yang berarti habis- habisan. Pertempuran habis-habisan yang dilakukan oleh rakyat Bali untuk melawan sekutu ialah dilator belakangi oleh disepakatinya perundingan Linggajati yang isinya adalah bahwa Belanda mengakui secara de facto wilayah RI yang terdiri atas Sumatera, Jawa dan Madura. Oleh karena Bali tidak termasuk kepada wilayah RI di dalam perundingan tersebut maka Belanda merasa bebas untuk kembali datang dan menguasai Bali. Namun, rakyat bersama Letkol I Gusti Ngurah Rai terus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mengusir Belanda dari tanah Bali. Ngurah Rai juga menolak ajakan Belanda untuk bekerjasama mendirikan Republik Indonesia Timur. Bahkan, Ngurah Rai terus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mengusir belanda yaitu dengan melakukan long march dari kota satu ke kota lainya. Pasukan Ngurah Rai melancarkan serangan demi serangan kepada Belanda.
Image result for puputan margarana
Sumber Gambar: satujam.com
Pada tanggal 18 November 1946, tentara Ngurah Rai mulai menyerang Tabanan dan berhasil menaklukan Belanda. Belanda yang tidak terima akan tersebut kemudian berusaha untuk membalas dendam. Belanda segera mengerahkan seluruh kekuatannya dari Bali dan Lombok. Melihat kekuatan yang tidak seimbang, pasukan Ngurah Rai kemudian melakukan perang puputan di desa Margarana. Pertempuran yang terjadi di Margarana dimulai pada tanggal 20 November 1946. Dalam pertempuran tersebut, pada tanggal 29 November 1946, Ngurah Rai gugur sebagai kusuma bangsa.


7.    Peristiwa Merah Putih di Minahasa
Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sampai di Minahasa Sulawesi Utara disambut dengan rasa syukur, dan gembira oleh rakyat. Seperti di daerah lainnya, rakyat Minahasa kemudian melakukan aksi pelucutan senjata dan pengoperan kekuasaan dari tangan Jepang. Aksi ini terjadi pada tanggal 22 Agustus 1945. Gerakan rakyat Minahasa ini diprakarsai oleh Dewan Minahasa yang dipimpin oleh Palengkahu. Aksi dilakukan dengan menurunkan bendera-bendera yang ada dikantor-kantor dan kemudian menggantinya dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Hal ini tentunya menambah kegembiraan rakyat Minahasa. Akan tetapi pada awal September 1945, tentara sekutu yang diwakili oleh tentara Australia mendarat di Minahasa. Kedatangan mereka ternyata diikuti oleh tentara NICA. 
NICA dengan segera melancarkan aksinya untuk menegakkan kembali kekuatannya. Sekutu dan NICA kemudian mengeluarkan perintah untuk larangan pengibaran bendera Merah Putih di Minahasa.
Rakyat tidak menghiraukan larangan tersebut. Dengan semboyan “Hidup atau Mati” rakyat Minahasa bertekat untuk tetap mempertahankan berkibarnya Sang Saka Merah Putih di tanah Minahasa. Oleh karena hal tersebut pada akhirnya bentrokan dan pertempuran antara rakyat dan tentara sekutu tidak dapat dihindari.
Bentrokan terjadi di Tondano dan Tomohon. Pihak sekutu cukup kuat dan didukung oleh persenjataan yang lengkap. Oleh karena itu, perjuanganrakyat Minahasa dilanjutkan dengan perjuangan melalu bawah tanah (sembunyi-sembunyi).

8.    Pertempuran Rakyat Makasar
Pada bulan September 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Makasar dibawah pimpinan Kapten Reymond Westerling. Pasukan Westerling bertindak kejam. Pasukan Westerling banyak melakukan pembunuhan masal terhadap rakyat Makasar. Akibatnya, terjadi perlawanan rakyat Makasar kepada Belanda. Perlawanan dipimpin oleh Wolter Mongonsidi. Akan tetapi, Wolter Mongonsidi berhasil ditangkap Belanda dan kemudian dijatuhi hukuman mati.



Daftar Pustaka

Sardiman. Dkk. 2015. Pembelajaran IPS Terpadu Untuk Kelas IX SMP dan MTS. Solo: Platinum.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.