Peristiwa ini dimulai dari kedatangan
sekutu yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat di Tanjung Perak,
Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Kedatangan sekutu di kota Surabaya
ternyata membuat ulah. Tentara sekutu yang datang ke kota Surabaya kemudian
membebaskan orang-orang belanda yang berada di penjara Kalisosok. Para tawanan
tersebut kemudian dipersenjatai. Melihat hal tersebut maka rakyatpun mulai
melakukan perlawanan yang pada akhirnya terjadilah pertempuran diberbagai
tempat.
Pertempuran- pertempuran tersebut baru
mereda setelah tercapainya perundingan genjatan senjata. Akan tetapi, tembak
menembak masih terjadi di Gedung Internatio dekat Jembatan Merah.
Tembak-tembakanpun semakin genjar hingga pada insiden tembak- menembak tersebut
menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby.
Tewasnya Brigjen A.W.S. Mallaby
menjadikan hubungan antara tentara sekutu (Ingris) dengan Indonesia semakin
memburuk. Pihak sekutu kemudian menuduh bahwa pihak Indonesialah sebagai pihak
yang harus bertanggung jawab atas tewasnya Brigjen A.W.S. Mallaby.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut
pihak Ingris dibawah pimpinan E.C. Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada
Indonesia agar tentara dan para pemuda Surabaya menyerah paling lambat tanggal
10 November 1945 pukul 06:00. Ultimatum yang dikeluarkan oleh sekutu ternyta
tidak diperdulikan. Ingris naik pitam dan segera mengrahkan pasukannya untuk
melancarkan serangan besar-besaran di kota Surabaya. Para pejuang kita berusaha
dengan sekuat tenaga menangkis serangan demi serangan yang dilancarkan oleh
sekutu baik dari darat, laut, maupun udara.
Sumber Gambar : News.detik.com
Melihat kekuatan sekutu yang begitu
kuat, para pemimpin yang memimpin pasukan pejuang Indonesia tak henti-hentinya
memberikan dorongan dan semagat kepada para pejuang kita. Pemimpin pemimpin tersebut
diantaranya adalah Bung Tomo, Gubernur Suryo, Ktut Tantri (seorang wanita
Amerika), dan Jonosewoyo (Komandan Divisi Surabaya).
Kurang lebih hampir tiga minggu para pejuang di
Surabaya bertempur mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam peristiwa tersebut banyak korban yang gurur dari kedua belah pihak. Dan
untuk mengenang semangat kepahlawanan para pejuang Indonesia dalam pertempuran
tersebut maka, pada setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dan di Surabaya
didirikanlah sebuah Tugu Pahlawan.
Daftar Pustaka
Sardiman. Dkk. 2015. Pembelajaran IPS Terpadu Untuk Kelas IX SMP dan MTS. Solo:
Platinum.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.