Oleh: Muhammad Yusuf
Raden Ajeng Kartini,
siapa yang tidak mengenal beliau. Wanita kelahiran Jepara 21 April 1879 ini
adalah seorang tokoh Pahlawan Nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor
kebangkitan kaum wanita pribumi.
Habis Gelap Terbitlah
Terang (Door Duistermis Tox Licht) merupakan sebuah judul buku dari kumpulan
surat Raden Ajeng kartini yang terkenal. Surat- surat tersebut ia tuliskan
kepada sahabatnya di negeri belanda. Hadirnya surat- surat tersebut kemudia
menjadi bukti bahwa besarnya keinginan
beliau dalam memperjuangkan kaumnya agar terbebas dari diskriminasi yang telah
membudaya pada masanya khususnya pada masyarakat Jawa.
Sebagaimana tradisi, perempuan
Jawa diharapkan dapat menjadi seorang pribadi yang selalu tunduk dan patuh pada
kekuasaan laki- laki. Perempuan pada masa kerajaan tidak diperkenankan menjadi
pemimpin kerajaan. Dimasa itu perempuan Jawa lebih banyak menjadi sasaran ideologi
gender yang hegemonik yang menimbulkan sub ordinasi terhadap perempuan. Bahkan
sampai istilah- istilah seperti Wani
ditata yang berarti (berani ditata), Kawin paksa, Swarga nunut neraka katut (ke
surga ikut, ke neraka pun turut),
pun kerap di istilahkan kepada seorang perempuan, (Baca perempuan dalam adat Jawa).
Di era Kartini, yaitu
pada akhir abad ke 19 sampai dengan awal abad ke 20, wanita- wanita juga belum
memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Seperti misalnya, mereka belum di
ijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi , dan dalam hal permilihan
pasangan hidup sekalipun, peran orang tua masih sangat dominan dalam menentukan
calon suami bagi anak perempuannya (Perjodohan).
Kartini yang kemudian
merasa tidak nyaman dengan semua keadaan tersebut akhirnya menumbuhkan
keinginan dan tekat di dalam hatinya untuk mengubah kebiasaan- kebiasaan yang di
anggapnya kurang baik itu. Dan kartini optimis bahwa pendidikan merupakan cara
yang sangat baik untuk merealisasikan cita- citanya tersebut.
Pada masa itu
pendidikan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh setiap orang. Selain anak-
anak bangsawan perempuan tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan seperti
halnya kaum laki- laki. Melihat keadaan itu juga maka pada akhirnya Kartini
mendirikan sekolah untuk perempuan- perempuan di daerah kelahirannya Jepara. Sekolah
kartini ini sebagai simbol rintisan pendidikan bagi rakyat biasa. Dengan adanya
sekolah ini pendidikan dapat diperoleh dan berkembang dikalangan masyarakat
biasa.
Di sekolah yang pertama
didirikan oleh kartini tersebut sangat berbeda dengan sekolah biasanya. Sekolah
kartini juga memberikan pelajaran tambahan seperti belajar menjahit, menyulam,
memasak dan sebagainya. Pelajaran tersebut dimaksudkan agar para wanita
memiliki keterampilan sehingga dapat membuka usaha sendiri dan dapat menaikan
derajat mereka.
Untuk memajukan sekolah
tersebut kemudian Kartini berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda
dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik
sehingga pembelajaran yang ia berikan kepada murid- muridnya pun menjadi lebih
baik lagi, baik dalam penyampaian, isi maupun metode belajar yang digunakan.
Beasiswa dari
Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut
kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya
tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati
Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan
tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah,
dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah
didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian
diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di
tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,
dan Cirebon.
Begitu besar perjuangan
Kartini dalam memperjuangkan emansipasi kaum perempuan. Berbagai upaya telah ia
lakukan untuk memajukan kaum perempuan khususnya melalui pendidikan.
Apa yang telah
dilakukan Kartini sangatlah besar pengaruhnya terhadap kebangkitan bangsa ini,
terkhusus untuk kebangkitan kaum wanita. Mengingat besarnya jasa kartini pada
bangsa ini maka atas nama Negara, pemerintah Presiden Sukarno mengeluarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 1964 yang menetapkan Kartini
sebagai Pahlawan Nasional. Dan untuk mengenang jasa- jasa beliau, setiap
tanggal 21 April atau tepatnya pada tanggal kelahirannya tersebut diperingati
sebagai hari Kartini.
Selamat Hari Kartini ,
semoga semangat beliau selalu menginspirasi kita semua dalam membangun
Indonesia.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.