Wednesday, July 15, 2015

Prilaku Konsumerisme Wujud Nasionalisme Baru



Oleh : Muhammad Yusuf

Hasil gambar untuk konsumerisme 
Sumber Gambar : www.antaranews.com


            Tak terasa dalam beberapa hari kedepan kita akan menyambut datangnya  hari raya Idul Fitri . Idul Fitri merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia yang dirayakan setelah sebulan penuh berpuasa . Di negara – negara yang mayoritas maupun minoritas penduduknya beragama Islam Idul Fitri di peringati dengan cara yang berbeda - beda tentunya . 

Di negara yang minoritas penduduknya beragama Islam seperti di Amerika Serikat  momentum dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri dirayakan sangat sederhana , umumnya masyarakat muslim disana setelah solat Idul Fitri hanya sekedar bersalaman dan makan bersama keluarga ataupun bersama kerabat serta  tetangganya yang muslim saja .

Hal tersebut tentunya sangat jauh berbeda dengan di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam . Momentum Idul Fitri di negri ini ditandai dengan kegiatan mudik ke kampung halaman dan berbelanja  .

Ketika Idul Fitri mulai datang maka kebanyakan masyarakat kita berduyun – duyun pergi ke pasar tradisional ataupun ke pusat – pusat perbelanjaan moderen seperti Mal untuk membeli baju maupun  kebutuhan konsumsi untuk Idul Fitri  .

Hal ini tentunya bukan masalah jikalau kebutuhan yang di beli merupakan kebutuhan yang harus di penuhi , akan tetapi adakalanya kita sebagai konsumen membeli sesuatu yang sebenarnya belum menjadi kebutuhan yang kita butuhkan atau malah membeli sesuatu yang baru padahal yang lama juga masih bagus dan layak untuk dipakai  . Nah contoh dari prilaku tersebut merupakan contoh dari perilaku yang berlebih – lebihan .

Perilaku berlebih – lebihan sudah sangat membudaya bagi sebagian kalangan masyarakat Indonesia . Padahal dalam ajaran agama Islam  tidak dianjurkan sama sekali berprilaku berlebih lebihan dalam hal makan dan minum maupun dalam membeli barang – barang tertentu sebagai mana yang disebutkan dalam (QS. al – A’raf : 31) Wahai anak cucu Adam ! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah ,tetapi jangan berlebihan .Sesungguhnya , Allah tidak menyukai orang yang berlebih – lebihan .

Berprilaku berlebih lebihan bukanlah sesuatu hal yang dibenarkan dalam ajaran Islam. Dalam kondisi apapun baik pada saat bulan suci Ramadhan maupun dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri . 

Berprilaku berlebih - lebihan merupakan gambaran dari prilaku konsumerisme . Secara umum prilaku konsumerisme merupakan gaya hidup yang tidak hemat sehingga sangat tidak mendidik bagi masyarakat Indonesia yang masih tergolong  kedalam negara berkembang .

Akan tetapi , pada kenyataanya prilaku konsumerisme tersebut bukanlah sesuatu yang selalu bernuansa negatif . Perilaku konsumerisme juga dapat menghasilkan sesuatu yang bernuansa positif apabila benar – benar diarahkan untuk sesuatu hal yang baik misalnya dalam membangun rasa nasionalisme .

** Nasionalisme Baru **
Nasionalisme mengalami peroses yang berubah – ubah sehingga bentuknyapun sangat beragam . Kalau dulu pada masa penjajahan rasa nasionalisme adalah rasa cinta tanah air yang di ikuti oleh rasa persatuan dan kesatuan dalam membela tanah air dari cengkraman penjajahan Belanda , maka seiring dengan perkembangan zaman yang di ikuti oleh kondisi perdagangan bebas antar negara  saat ini maka tak salah jika wujud nasionalisme pada masa sekarang ini bisa diwujudkan dalam hal membeli barang buatan negeri sendiri .

Seorang ahli ekonomi Dudley Seers (1981) mengatakan bahwa ketergantungan ekonomi tidak dengan sendirinya menutup ruang bagi negara untuk meningkatkan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat . Maka hal yang bisa dipastikan dalam memutuskan ketergantungan tersebut ialah dengan pembentukan ekonomi yang berdikari ( Berdiri diatas kaki sendiri ) sebagaimana yang di cetuskan oleh bung Karno .

Sebagai sebuah bangsa dengan budaya Konsumerisme yang sangat tinggi tentunya Indonesia memiliki potensi utama dalam membangun perekonomian yang berdikari tersebut . Jika budaya konsumerisme ini diarahkan kepada pembelian produk dalam negeri maka hal tersebut merupakan sebuah momentum bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang berdiri sendiri kedepannya yang dapat memperlonggar cekraman akan ketergantungan terhadap bangsa asing yang selama ini mendominasi perekonomian Indonesia . 

Sudah saatnya pemerintah bersama pelaku  usaha dan segenap bangsa Indonesia sama – sama membangun sebuah koneksi dan kepercayaan bersama dalam menyiapkan ini semua . Ekonomi Indonesia yang berdikari akan dicapai bila prilaku konsumerisme kita di arahkan menuju wujud pembangunan rasa nasionalisme yaitu dengan cara membeli barang – barang buatan dalam negeri .

Prilaku konsumerisme yang sudah membudaya di masyarakat Indonesia sejatinya harus dimaknai sebagai sebuah bentuk nasionalisme . Prilaku konsumerisme yang sudah membudaya mustahil untuk di ubah namun dengan mengarahkan perilaku konsumerisme menuju wujud pembangunan rasa nasionalisme  yaitu melalui cara membeli produk – produk buatan dalam negeri merupakan langkah awal bagi kita dalam menghadapi perkembangan zaman yang ditandai dengan dibukanya perdagangan bebas antar negara .

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.