a. Sistem
Informasi Terpadu
Konsep supply Chain Manajement memperlihatkan adanya proses ketergantungan
antara berbagai perusahaan yang terkaid di dalam suatu sistem bisnis. Menurut
Arif Wibowo (2014) Manajemen rantai pasokan terdiri atas aktivitas- aktivitas
berikut :
• Meramalkan permintaan pelanggan
• Membuat jadwal produksi
• Menyiapkan jaringan transportasi
• Memesan persediaan pengganti dari para pemasok
• Menerima persediaan dari pemasok
• Mengelola
persediaan bahan mentah, barang dalam
proses, dan barang jadi
• Melakukan produksi
• Melakukan transportasi sumber daya kepada
pelanggan
• Melacak
aliran sumber daya dari pemasok, di dalam perusahaan dan kepada pelanggan.
Menurut
Gery Granika (2014) Integrasi dalam rantai pasokan dapat berjalan jika didukung
oleh saluran informasi yang berbasiskan JIT (just in time), artinya komunikasi
rantai pasokan mutlak diperlukan dalam proses koordinasi. Sehingga perusahaan
yang menerapkan system informasi JIT akan dapat mencapai tingkat integrasi
tertentu dan berdampak pada meningkatkan kinerja organisasional.
b. Arsitektur
Sistem Informasi Korporat Terpadu
Membangun sebuah arsitektur sistem
informasi korporat terpadu yang baik dapat dimulai dari melihat siapa saja yang
membutuhkan teknologi tersebut. Paling tidak ada empat orang yang
membutuhkannya . Menurut Ety Rochaety,dkk (2013) dalam arsitektur sistem
informasi korporat setidaknya ada empat orang yang membutuhkannya yaitu,
Konsumen, Manajemen, Staf dan Rekan bisnis.
Masing-masing
stakeholder di atas berhadapan secara
langsung dengan satu atau lebih sub-sistem aplikasi yang mereka butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terdapat 8 (delapan) komponen utama dalam
arsitektur sistem informasi korporat terpadu :
1.
Selling
Chain Management Informatioan System-sub sistem
yang secara langsung berinteraksi dengan pelanggan agar mereka dapat dengan
mudah mengadakan akses terhadap produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan,
terutama yang berhubungan dengan aktivitas transaksi bisnis.
2.
Customer
Relationship Management Information System- sub sistem yang
berfungsi sebagai sarana komunikasi efektif antara pelanggan dengan perusahaan,
terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan informasi maupun bentuk pelayanan
lainnya sehubungan dengan produk dan jasa yang ditawarkan.
3.
Enterprise
Resource Planning System-sub sistem yang secara langsung
berfungsi mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk dan jasa dari
perusahaan, mulai dari dipesannya bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi
sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.
4.
Management
Control Information System-sub sistem yang bertanggungjawab
memberikan data dan informasi bagi keperluan pengambilan keputusan manajeman
perusahaan dan stakeholder lainnya,
baik keputusan-keputusan yang bersifat strategis maupun taktis sehari-hari.
5.
Administrative
Control Information System-sub sistem yang memiliki fungsi
utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administrasi perusahaan yang
menjadi tulang punggung komunikasi antar staf-staf di dalam perusahaan.
6.
Supply
Chain Management Informatioan System-sub sistem yang
menghubungkan sistem informasi internal perusahaan dengan sistem informasi yang
dimiliki oleh para rekanan bisnis, terutama para pemasok bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk proses produksi.
7.
Enterprise
Applications Integration System-sub sistem yang memiliki
tanggung jawab utama mengintegrasikan berbagai sub-sistem yang tersebar di
berbagai divisi atau fungsi yang ada di perusahaan.
8.
Knowledge-Tone
Applications Informatioan System-sub sistem yang memfokuskan
diri pada penyediaan fungsi-fungsi intelligence
bagi perusahaan yang merupakan hasil pengolahan berbagai data dan informasi
yang tersebar di berbagai sistem basis data perusahaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.