Thursday, January 4, 2018

Contoh Surat Untuk Adik yang Berprestasi



Sudah beberapa hari belakangan ini, awan hitam menyelimuti langit hampir diseluruh bagian kota Madan. Rintik-rintik hujan kadang kala berjatuhan tidak kenal waktu disetiap pagi dan petang.

Hari ini 28 Desember 2017 terlihat agak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Jika dihari-hari sebelumnya aku harus berlari kebut-kebutan memacu sepeda motorku untuk dapat sampai ke tempat kerja agar tidak terkena hujan. Maka pagi ini aku tidak harus melakukan hal yang demikian.

Pagi ini langit begitu bersahabat. Tidak terlalu terang namun tidak pula menunjukan akan tanda-tanda turunnya hujan. Sungguh tidak bisa tergambarkan bagaimana indahnya pagi ini. Sama seperti halnya dengan kegembiraanku yang tidak bisa tergambarkan sesaat di hari sebelumnya aku menerima kabar bahwa adikku Ayu memperoleh juara II dikelasnya serta sekaligus membuatnya menjadi juara umum III di tempat ia bersekolah.

Kabar itu aku terima langsung dari Ayu pada sabtu sore. Ayu bercerita banyak tentang prestasi yang ia peroleh di sekolahnya. Dan diakhir dari pesan singkat itu Ayu mengingatkanku akan janji yang pernah aku katakana padanya dahulu. 

Suatu ketika aku pernah berjanji padanya bahwa aku akan membelikannya sebuah boneka jikalau ia menjadi juara kelas. Dan aku yakin dia akan mendapatkanya meskipun ia bukan muridku.

Sebagaimana biasanya. Mudah saja bagi seorang guru memberikan nilai pada murit-muritnya. Seorang guru akan dengan mudah mengetahui mana siswa yang lebih unggul dibandingkan dengan teman-temannya yang lain yaitu, dengan mengamati aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari di dalam kelas ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Untuk Ayu aku tidak pernah melakukan penilaian yang serupa sebagaiman yang aku lakukan kepada murid-muridku disekolah.

Sejak awal aku sudah menyadari bahwa ia adalah wanita cerdas dengan sejuta gagasan besar. Namun kesederhanaannyalah yang membuat ia tampak seperti anak biasa pada umumnya. 

Jika boleh berkata jujur maka aku katakan aku melakukan penilaian tersebut dengan menggunakan insting. Ya insting seorang guru. Hehehehe.

Diumurku yang hampir 23 tahun ini, aku telah mengenal banyak orang di berbagai tempat. Bagaimana cara mereka hidup serta daerah yang mereka tinggali, memberiku begitu banyak pelajaran yang amat bijak.

Pertemuan pertamaku dengan Ayu dan kota kecil tempat ia tinggal sesungguhnya telah melahirkan suatu nasihat yang amat bijak kepadaku Bahwa. “Yang bernilai itu tidak harus tampak megah”.

Ayu adalah gadis kecil yang cerdas dan sederhana, sama seperti halnya dengan kota yang ia tinggali. 

Pangkalan susu adalah sebuah kecamatan di kabupaten langkat. Jika dibandingkan dengan kota Medan sepintas kota itu tentu belum ada apa-apanya. Namun, siapa yang dapat menduga bahwa kota kecil itu dahulunya adalah sebuah daerah dengan potensi yang begitu luar biasa. Sejarah telah mencatat pengeboran minyak di darat maupun lepas pantainya dahulu pernah mengukir sejarah bagi Indonesia dimata dunia yaitu sebagai salah satu Negara penghasil minyak terbesar di daratan asia. 

Dengan sumbangsih yang begitu besar. Kota tersebut tetap tampak sederhana, dan tetap menyembunyikan kehebatannya. Meskipun berbagai kalangan mengatakan bahwa pangkalan susu adalah kota mati sisa-sisa eksploitasi. Bagiku kota itu adalah rumah kedua setelah kota kelahiranku. 

Pada liburan kali ini, ingin rasanya aku mengunjungi kota kecil itu, mengunjungi berbagai tempat, bertemu seseorang dan melepaskan penat dari tahun-tahun yang sulit ini. Namun sekuat apapun keinginanku tentu Allah lah yang menentukan kesemuanya. Karena hanya kepadaNya lah semua urusan diserahkan. 

Banyak hal sebenranya yang ingin aku tuliskan didalam surat ini. Tapi jika boleh jujur untuk yang kedua kalinya. Sesungguhnya banyak tugas yang yang harus dikerjakan, sehingga tulisan ini menemukan muaranya. Akhir kata Wassalamualaikum wr. wb. 

Semoga adik dan keluarga disana dalam keadaan sehat wal afiat, serta senantiasa berada di dalam lindungan dan karunianya Allah SWT. Amin..Amin Ya Robbal Alamin….

MEDAN, 28 Desember 2017



Muhammad Yusuf

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.